Secara ilmu bahasa bahasa-bahasa di Sumatera Selatan termasuk rumpun bahasa Melayu Tengah termasuk bahasa Lintang.
Belum banyak penelitian tentang bahasa Lintang ini. Namun, secara umum dikenal perbedaan ada perbedaan dialek dalam bahasa Lintang yakni dialek “E” dan dialek “O”.
Dialek “E” dipergunakan masyarakat Kecamatan Tebing Tinggi dan Talang Padang.
BACA JUGA:September 2023 Penerimaan CPNS dan PPPK, Fresh Graduate Hanya 20 Persen, ini Syaratnya
Sedangkan dialek “O” dituturkan di Kecamatan Muara Pinang, Lintang Kanan, Pendopo, Pendopo Barat, Sikap Dalam, dan Ulu Musi.
Selanjutnya Bahasa Col banyak dituturkan di Kecamatan Muara Saling berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas.
Menurut para ahli bahasa col secara keilmuan dikategorikan dalam bahasa Lembak yang penuturnya banyak di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Bahasa ini cukup sulit dimengerti oleh penutur bahasa lain di Empat Lawang karena ada kekhasan pengucapan yang selalu mengambil kalimat diujung kata.
BACA JUGA:Cuti Bersama dan Libur Nasional HUT RI ke-78 yang Sudah Ditetapkan Pemerintah
Meskipun kalau mereka berbicara pelan-pelan bagi masyarakat Empat Lawang masih bisa dimengerti.
Kemudian Bahasa Musi biasa digunakan sebagian kecil masyarakat di Kecamatan Tebing Tinggi khususnya warga Desa Baturaja Lama dan Baturaja Baru.
Dua desa tersebut secara geografis berada di aliran Musi berkomunikasi sehari-hari dalam bahasa yang mirip dengan bahasa warga tepian Musi di Musi Rawas dan Musi Banyuasin.
Bahasa ini bagi penutur bahasa Lintang atau Besemah lebih mudah dipahami daripada bahasa col atau bahasa Lembak tadi.
BACA JUGA:Demi Tol, Warga Lubuklinggau Diminta Jangan Membangun Melampaui Batas Jalan, ini Penjelasannya
Penuturnya cukup banyak karena selain warga asli seperti dari desa Baturaja tadi, ada pula cukup banyak pendatang yang menuturkan bahasa ini di Kecamatan TebingTinggi.
Terakhir Bahasa Jawa. Penutur asli bahasa Jawa banyak bertebaran terutama di daerah bekas daerah transmigrasi dan di perkebunan-perkebunan.