Stunting, salah satu program prioritas nasional (Pro-PN), di Bengkulu pelaksanaannya mengacu Pepres telah mengembangkan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sebanyak 31 orang tua asuh yang tersebar di sejumlah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
"Terdapat di Kabupaten kaur sebanyak 10 bapak asuh, Bengkulu Selatan sebanyak enam bapak asuh, 12 orang di Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak dua orang dan Mukomuko satu orang bapak asuh".
Iqbal menambahkan, selain BAAS, pencegahan potensi risiko stunting juga dilaksanakan dari sektor hulu.
Pemerintah juga mengembangkan program elektronik siap nikah siap hamil (Esimil).
Elsimil Sebuah inovasi dari BKKBN untuk menekan angka stunting yang ditujukan kepadacalon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan balita.
Di Bengkulu, pada 2023 tim pendamping keluarga (TPK) mencatat sebanyak 1.921 calon pengantin.
Dari jumlah catin sebanyak itu terdapat 1.562 catin yang berisiko stunting dan 359 calon yang ideal dan layak, sehat menikah, sebut Iqbal.
Selain BAAS dan program Elsimil, BKKBN bersama forum Genersi Berencana (GenRe) Provinsi Bengkulu menggelar gerakan sosial dengan konser amal di sejumlah daerah kabupaten dan kota.
"Konser amal tersebut telah kita gelar sejak Juni 2023 dan berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 20 juta, dan akan disalurkan kepada 445 keluarga berisiko stunting di daerah. Bantuan diberikan berupa makan tambahan gizi bagi keluarga, baik berupa telur, susu, roti dan pangan lokal lainnya," sebut Iqbal. (*)