Sambil mengeryitkan keningnya berusaha menganalisa mimpinya yang mungkin harus la lakukan.
Lantas Si Kumbang memutuskan esok hari akan melaksanakan perintah mimpinya tersebut.
Keesoakan harinya, Si Kumbang telah berjanji dengan dirinya sendiri untuk melaksanakan perintah yang dia dapatkan dalam mimpi.
Si Kumbang kemudian membuat rakit untuk perjalanannya mengarungi sungai.
la tidak lupa berpamitan dan memohon do'a restu dari segenap sanak saudaranya.
BACA JUGA:Kesaktian Putri Silampari Musi Rawas, 1 Butir Padi untuk Makan Sekeluarga
Penduduk dusun yang kebetulan mengetahui kepergian Si Kumbang semua bersedih dan mendo'akan agar Si Kumbang dapat menemukan apa yang dicarinya.
Keharuan sejenak menyelimuti bibir sungai , di mana Si Kumbang melambaikan tangannya tanda perpisahan.
Si Kumbang mulai mendayung rakit ditemani ayam jagonya menyusuri Sungai Kelingi.
“Bismillahirokmanirrohim, malang mujur berlanting, Mang sampan pelampung naik timbul, seumpama batu tendam tenggelam, sambil berlayar dak ada arah tujuan, sekedar menuruti petunjuk mimpi,” demikian kalimat yang diucapkan Si Kumbang dikutip dari buku cerita rakyat Musi Rawas.
BACA JUGA:Asal Mula Marga Proatin Lima Muara Beliti Musi Rawas, Gabungan 5 Dusun, Berikut Ulasannya
Berlayarlah Si Kumbang mengikuti seenaknya arah air kemana mau mengalir.
Detik demi detik berganti menit, dan menit pun berganti jam, dan jam pun berganti hari. Siang, sore, malam, terus berjalan menyambut pagi.
Iktiar yang tanpa rasa lelah dan putus asa akhirnya menemukan titik terang.
Lebih kurang pukul tujuh pagi ayam jago Si Kumbang berkokok tiada henti.