Cerita Rakyat Musi Rawas, Kisah Penerus Kerajaan Lubuk Penjage, Dipandang Sebelah Mata, Bukan Orang Biasa

Rabu 19-07-2023,03:10 WIB
Reporter : Budi Santoso
Editor : Budi Santoso

BACA JUGA:Lubuk di Pangkal Nama Lubuklinggau Ternyata Mistis, Setiap Tahun Dayang Torek Cari Teman Gadis Cantik

Ngasak kemane sijalah ngasak 

Ngasak ke badan siting garang

Ngelek kebelakang jurang dalam 

Ngelek kekanan badas tinggi 

BACA JUGA:Lubuklinggau dari Carita Rakyat, Lubuk Tempat Persembunyian Dayang Torek Dianggap Keramat

Ngalale ke kidau unak bajurai 

Mandang kadepan si imau kumbang 

Dengan berlangsungnya acara penobatan Raden Kenayan dan Putri Sri Dewi Ningsih sebagai raja, maka seluruh rakayat Kerajaan Lubuk Penjage mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Karena kerajaan mendapatkan pemimpin yang baik dan bijaksana, untuk itu Raden Kenayan mendapatkan gelar “Raje Lubuk Penjage Bengkal" atau sekarang dikenal dengan nama daerah Desa Lubuk Tua. 

BACA JUGA:Sumpah Bereng Kecik, Orang Kupang Jangan Menikah dengan Tanah Periuk Sebelum Kambing Bertanduk Emas

Tidak berapa lama setelah Kenayan dinobatkan menjadi Raja Lubuk Penjage, Raja Haji Abdul Kadir Jailani yang usianya telah senja meninggal dunia.

Keluarga kerajaan dan rakyat berduka dan sangat sedih karena kehilangan raja yang amat sangat meraka cintai dan selama ini telah memimpin dengan baik dikerajaan Lubuk Penjage.

Upacara pemakaman dilaksanakan dengan penuh haru, rakyat Lubuk Penjage berduyun-duyun menghantarkan raja yang mereka hormati dan sayangi ke peristirahatan terakhir di Desa Pematang Hijau (Desa Lubuk Tua sekarang).

Desa ini terletak di Kecamatan Muara Kelingi, disekitar makam tersebut tumbuh pohon durian yang buahnya berwarna hijau dan makam ini mempunyai cerita aneh mistis.

BACA JUGA:Sumpah Bering Kecik, Warga Desa Tanah Periuk Musi Rawas dengan Lubuk Kupang Tak Bisa Menyatu, Benarkah?

Kategori :