Kedua putri raja tersebut sangat dikagumi dan menjadi idola bagi semua orang terutama para jejaka, pangeran dan jagoan serta jawara diseluruh kerajaannya sendiri maupun kerajaan tetangga.
Dengan sikap kedua putri yang lemah lembut sopan santun, cantik, tidak jarang terjadi pertarungan antara jejaka, pangeran, jagoan dan juga jawara untuk memperebutkan kedua tuan putri.
Tuan putri selalu bersikap baik dan menganggap mereka semua sebagai sahabat.
Selain itu juga tuan putri tidak menunjuk kemewahan dan sifat kebangsawanannya melainkan tampil secara sederhana bergaul seperti rakyat biasa, selalu ceria tegur sapa yang santun.
BACA JUGA:Asal Usul Desa Tanah Periuk Musi Rawas, Berawal dari Perang Saudara, Berebut Lahan Kekuasaan
Sehingga menambah kekaguman di kalangan rakyat Lubuk Penjage.
Pada suatu tahun terakhir yang dianggapnya tahun keberuntungan, semua ternak berkembang biak, hasil pertanian berlimpah ruah.
Karena perdagangan banyak mendatangkan keuntungan, maka ditahun itu Raja Haji Abdulah Kadir Jailani menikahkan putri pertamanya Dewi Nadar Bulan.
Selain itu sekaligus sedekah bumi dan syukuran selama tujuh hari tujuh malam mengundang kerajaan tujuh dari hulu dan tujuh dari hilir dengan acara yang sangat meriah berbagai hiburan ditampilkan.
BACA JUGA:Kisah Dusun Muara Beliti Musi Rawas, Si Pahit Lidah Kecewa, Sumpah Mojomanis jadi Majapahit
Pada saat acara berlangsung datanglah seorang jejaka yang bernama Kenayan berasal dari negeri seberang Pulau Jawa dengan tujuan merantau mencari pekerjaan.
Setelah sampai di Kerajaan Lubuk Penjage, Kenayan merasa kagum melihat keramaian yang begitu meriah dan banyak hiburan.
Karena merasa penasaran, maka Kenayan bertanya pada penduduk apa gerangan yang terjadi.
Penduduk menjelaskannya pada Kenayan, bahwa di Kerajaan Lubuk Penjage ini sedang ada sedekah bumi serta syukuran pernikahan Tuan Putri Dewi Nadar Bulan.
BACA JUGA:Asal Mula Marga Proatin Lima Muara Beliti Musi Rawas, Gabungan 5 Dusun, Berikut Ulasannya
Dengan perasaan asing dan lugu, Kenayan berjalan untuk mendekati dan melihat acara demi acara dan langsung berjalan menuju kedepan.