Saat adiknya Kademong sedang maencuci beras di tepian Sungai Kelingi, bambu tersebut datang menghampiri Kademong.
Isi surat tersebut pilih padi atau rumput? Perang sudah terjadi! Jika engkau sayang padi, maka carilah cara agar padi dapat tumbuh, dan bisa melenyapkan rumput.
BACA JUGA:Demi Sinyal Internet 4G, di Ulu Rawas Muratara Ada Warga yang Syukuran, Ada yang ke Desa Sebelah
Kademong harus memilih salah satu untuk menghentikan eperang ini. Walaupun dengan perasaan yang berat memutuskan di dalam hatinya siapa yang ia selamatkan.
Di malah hari, ketika hujan deras. Kademong membuatkan secangkir kopi untuk suaminya bersama sepiring pais hangat.
Lalu Kademong mulai merayu suaminya dan menanyakan apa kelemahan suaminya. Bereng Kecik menjawab setiap orang punya kelemahan tapi ini rahasia.
Jangan engkau beritahu pada siapapun termasuk kakak Jalak Rogong. Sebenarnya jika orang mau melumpuhkan Bereng Kecik, jangan mencari badannya.
Tetapi harus pergi ke padang ilalang yang berada tepat di atas Air Terjun Sungai Kelingi.
Carilah sebuah ilalang bewarna merah yang terus bergoyang-goyang. Ternyata di alang-alang itulah Bereng Kecik menitipkan nafasku.
“Setelah ilalang bewarna merah ditemukan carilah bemban burung di hutan sini setelah itu oleskan dengan kotoran ayam yang sangat busuk, kemudian tancapkan pada ilalang bewarna merah tadi,” demikian kelemahan Bereng Kecik yang disampaikan kepada istrinya.
Ketika ayam mulai berkokok kira-kira pukul tiga pagi, Kademong bangun dari tidurnya. Ia melihat Bereng Kecik masih tertidur dan secara diam-diam mengirimkan kabar kepada Jalak Rogong tentang rahasia suaminya.
Tepat di hari ketujuh, Jalak Rogong dan Bereng Kecik kembali bertemu di Sungai Kelingi dan memulai perkelahiannya lagi.
Jalak Rogong langsung mengerjakan apa yang diberitahu adiknya mengenai rahasia suaminya.
Sebelum mulai peperangan, Jalak Rogong berkata dengan lantang “hai Bereng Kecik tamatlah riwayatmu! Aku sudah tahu bahwa nafasmu tergantung pada ilalang merah ini”.