Dzaki akhirnya memilih banyak beristirahat di motel. Itu pun ia tak bisa leluasa memilih. Tentu pertimbangan utama Dzaki adalah lokasi penginapan harus tidak boleh jauh dari rute TABR.
Beruntung Dzaki tak sendiri. Selama menjalani tantangan “menaklukkan Amerika”, Dzaki Wardana banyak disupport para warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat.
Bahkan dukungan itu mengalir sejak Dzaki mendarat di Amerika Serikat, awal Juni lalu.
BACA JUGA:Ini Warga Musi Rawas yang Mencuri Sepeda Motor di Siang Bolong
Tak hanya disambut, para WNI di Seattle membantu menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Dzaki.
Mulai dari mencari rute pemanasan, mencari peralatan tambahan, hingga mengurus barang-barang Dzaki yang ditinggal di Seattle, sebelum memulai perjalanannya di TABR.
Pun demikian di titik finis. Banyak WNI yang tinggal di Virginia maupun di sekitarnya turut menyambut Dzaki. Juga menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan Dzaki.
Gatut Ahmadi misalnya. Pria yang menetap di daerah Virginia Utara itu pun membawakan nasi rames spesial untuk Dzaki.
BACA JUGA:Di Lubuklinggau Sepeda Motor Marbot Dibawa Kabur Maling
Nasi rames untuk Dzaki itu berisi ikan goreng, tempe cabe hijau, dan lalapan. "Yang masak istri saya sendiri," kata Gatut.
Gatut bersama sejumlah sahabat-sahabat WNI bahkan rela menunggu Dzaki hingga dini hari.
Ada Haris Koentjoro, Sonny, Gunawan Ardiwidjaja, Djaya Hasran, Ratna Cary, dan sejumlah perwakilan dari KBRI Washington.
Mereka terlihat guyup menunggu Dzaki di pinggir jalan. Ada yang membawa van besar yang di dalamnya bisa dibuat tidur.
"Rencana nanti saya akan bawa mas Dzaki tinggal di rumah saya sampai saat harus meninggalkan DC. Saya dengar Dubes RI Pak Rosan Roeslani juga akan menemui Mas Dzaki. Warga Indonesia yang aktif bersepeda di sini juga ingin mengadakan semacam meet and greet," kata Ratna.(*)