JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyayangkan pernyataan peneliti BRIN AP Hasanuddin.
Yakni pernyataan AP Hasanuddin, yang menghalalkan darah warga Muhammadiyah. Karena perbedaan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.
Dikutip dari Siaran Pers BRIN No: 017/SP/HM/BKPUK/IV/2023, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyayangkan hal itu.
Kemudian, Laksana Tri Handoko segera melakukan pengecekan di internal BRIN.
"Sangat disayangkan, perbedaan ini memicu isu yang kurang produktif dan disinyalir terkait dengan salah satu sivitas BRIN," tuturnya.
Ia menjelaskan, saat ini BRIN sedang melakukan pengecekan atas informasi dan status dari penulis komentar yang meresahkan masyarakat tersebut.
Langkah konfirmasi dilakukan untuk memastikan apakah benar sivitas tersebut adalah ASN di BRIN atau bukan.
"Saat ini BRIN sedang melakukan pengecekan kebenaran atas informasi," ungkapnya.
BACA JUGA:Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Reaksi Haedar Nashir Sejuk
"Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," tegasnya.
Sementara itu, merujuk ke Siaran Pers BRIN terbaru, yakni No: 018/SP/HM/BKPUK/IV/2023, Selasa 25 April 2023, maka ASN tersebut akan menjalani majelis etik ASN.
"Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN,” ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
Selanjutnya, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," tambah, Laksana Tri Handoko.
BACA JUGA:Viral! Perkara Perbedaan Idul Fitri 1444 H, Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah