Budiman menjelaskan ada berberapa persoalan yang kerap menghambat pengerjaan proyek tol seperti tahun sebelumnya.
“Pertama soal lahan dan kedua soal ganti rugi pemilik lahan,” ujarnya.
Dia mengatakan pembebasan lahan yang belum selesai seringkali menghambat proses konstruksi jalan tol itu sendiri.
Sementara proses ganti rugi lahan warga yang terlewati oleh proyek jalan tol juga masih sering mengalami kendala.
BACA JUGA:Simak Yuk Cara Mencegahnya! Waspada Alergi Dingin Menyerang Si Kecil Selama Musim Hujan
“Masih banyak warga menuntut ganti rugi lahan di atas hasil penetapan, sehingga membutuhkan waktu negosiasi yang cukup lama,” ia mengatakan.
Tapi kalau untuk pelaksanaan konstruksi bangunan, lanjut Budiamin, tidak terlalu banyak mengalami kendala.
Hanya saja, terdapat beberapa rutinitas yang harus melewati jalur tertentu, seperti pipa gas yang membutuhkan standar khusus.
“Koordinasi antar-instansi dan dukungan stakeholder terkait sangat penting agar pembangunan dapat berjalan lancar,” ucap dia.
BACA JUGA:Dafam Hadir di Kota Tegal, Pulau Belitung dan Pulau Morotai
Pemerintah memberikan dukungan konstruksi pada proyek jalan tol, seperti seksi Bayung Lencir-Tempino dengan panjang berkisar 34 kilometer dan alokasi dana sebesar Rp5,99 triliun.
Target terdekat tahun ini terdapat pada proyek Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim yang terletak di seksi Indralaya-Prabumulih dengan panjang 64,7 kilometer.
“Itu ditargetkan beroperasi pada April 2023, tepatnya sebelum lebaran,” terangnya.
Kemudian yang kedua Jalan Tol Kayuagung-Palembang-Betung seksi Kramasan-Musi Landas yang memiliki panjang 69,19 kilometer dan target digunakan pada Agustus 2023.
BACA JUGA:Kakek di Musi Rawas Ditemukan Tak Bernyawa di Kebun Karet
“Semua PSN ini tetap kita harapkan selesai sesuai target,” ia mengatakan.