Tahun Baru 2023, 3 Jenis BBM ini Turun Harga

Minggu 01-01-2023,16:48 WIB
Editor : Endang Kusmadi

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID –Diinformasikan bersamaan dengan tahun baru 2023, ada 3 jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang turun harga.

BBM 3 jenis tersebut, yang turun harga adalah produk dari badan usaha swasta yakni PT Vivo Energy Indonesia.

Penurunan harga ini, ditetapkan PT Vivo Energy Indonesia mulai pukul 00.00 WIB pada Minggu 1 Januari 2023.

Harga 3 jenis BBM yang turun adalah yakni Revvo 90, Revvo 92 dan Revvo 95.

BACA JUGA:Ini Resep dan Cara Membuat Pempek Kulit yang Gurih dan Enak Banget!

3 jenis BBM yang turun serentak dengan terompet tahun baru 2023 itu merupakan produk badan usaha swasta penyedia BBM Pt Vivo Energy Indonesia.

Menurut pantauan jenis BBM Revvo 90 sekarang sudah dibanderol Rp11800 per liter.

Jenis BBM yang setara Pertalite ini turun Rp200 dari sebelumnya yakni Rp12.000 per liter.

Sedangkan BBM jenis Revvo 92 dijual dengan harga Rp12.800 per liter.

BACA JUGA:2023 Shio Kelinci Air, Diharapkan Menjadi Tahun Penuh Harapan, Ini Ramalannya

Jenis BBM dengan kualitas sama seperti Pertamax ini turun Rp1.200 dari yang sebelumnya Rp14.000 per liter.

Adapun Revvo 95 sudah mulai dijual dengan harga Rp13.600 per liter atau turun Rp1.000 dari yang sebelumnya Rp 14.600.

Sementara itu, harga BBM Pertamina baik subsidi dan non subsidi per 1 Januari 2023 belum ada perubahan.

Harga BBM subsidi Pertalite masih Rp10.000 per liter di seluruh SPBU Pertamina di Indonesia yang berlaku mulai 3 September 2022.

BACA JUGA:Ini Bunda, Tips Membuat Adonan Pempek Agar Tidak Keras, Cek di Sini

Kemudian Biosolar dijual Rp6.800 per liter, juga ditetapkan mulai 3 September 2022.

Sementara harga BBM Pertamina non subsidi yakni Pertamax Turbo tetap mengacu harga pada 1 Desember 2022. Begitu juga Pertamina Dex dan Dexlite.

Sedangkan harga Pertamax mengacu kepada harga pada harga 1 Oktober.

Harga ini mengacu kepada Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

BACA JUGA:Alhamdulillah Hanya dengan E-KTP Bisa Dapat Pelayanan FKTP dan FKRTL di BPJS Kesehatan

Tepatnya, Kepmen ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022. Sebagai perubahan atas Kepmen Nomor 62.K/12/MEM/2020.

Yakni, tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting pihaknya terus berkomitmen melakukan evaluasi harga secara berkala untuk produk-produk BBM non subsidi yakni Pertamax Series dan Dex Series. 

Serta mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak dunia mengacu pada Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.

BACA JUGA:Tukang Ojek Pangkalan RS AR Bunda Minta ke Kapolres Prabumulih, Apa yang diinginkan?

Evaluasi berkala ini, dilakukan setiap bulannya mengikuti tren harga rata-rata pada periode tanggal 25 hingga tanggal 24 pada bulan sebelumnya.

"Kami pastikan harga ini adalah harga yang kompetitif untuk kualitas yang kami berikan," jelas Irto.

Sementara itu juga diketahui harga minyak mentah saat ini sedang jatuh. Bahkan harga minyak mentah dunia sempat berada pada titik terendah pekan lalu yakni USD 71 per barel.

Karena itulah pemerintah melakukan kajian untuk proses review penurunan harga BBM Pertamina.

BACA JUGA:Akhir Tahun 2022, 840 Liter Pertalite dan 4.175 Liter Solar Hasil Gerebek Polsek Lawang Kidul

Proses review penurunan harga BBM pertamina dilakukan mengingat saat ini harga minyak mentah dunia sedang jatuh.

Sementara pada perdagangan hari Jumat 23 Desember 2022, harga minyak Brent tercatat USD 80.98 per barel, turun USD 1.22 atau 1 persen dibandingkan posisi kemarin.

Sedangkan harga minyak light sweet West Texas Intermediate juga ditutup melemah 1 persen  menjadi USD 77.49 per barel.

Ada 4 jenis harga BBM Pertamina yang akan direview. Meliputi pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dexlite.

BACA JUGA:Yuk Bunda, Cobain Resep Pempek Dos yang Murah Meriah

Hal itu diakui oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting. Didalam negeri, operator SPBU sudah menaikan harga BBM pertamina sejak 1 Desember 2022.

Jenis kenaikan Harga BBM Pertamina yakni BBM non subsidi seperti Pertamina Dexlite, Dexlite dan Pertamax Turbo 98.

Dengan kemungkinan review oleh pemerintah, ada kemungkinan 3 jenis harga BBM pertamina itu akan turun. Ditambah dengan harga pertamax yang sudah lama tidak mengalami perubahan harga.

Sementara itu,  mulai 1 Januari 2023 pemerintah melarang penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin atau premium di SPBU.

BACA JUGA:Kondisi Terkini Wakil Bupati Kaur Bengkulu yang Jarinya Hancur Ketika Petasan Meledak di Tangan

Ada 3 jenis BBM dilarang dijualbelikan di wilayah Indonesia. 3 jenis BBM yang dilarang itu adalah BBM dengan kadar oktan rendah. 

Meskipun secara umum sudah tidak lagi beredar, namun faktanya dibeberapa wilayah Indonesia diantara BBM itu masih dijualbelikan.

Di wilayah tertentu di Indonesia, pada 2022 masih ada yang menjual BBM dengan kadar oktan RON 87 dan RON 88 atau Premium.

Begitupun dengan Revvo 89 yang memiliki kadar oktan 89 juga masih dijual dibeberapa SPBU milik perusahaan swasta PT VIVO Energy Indonesia.

BACA JUGA:Jari Wakil Bupati Hancur Ketika Petasan Meledak di Tangan Saat Perayaan Tahun Baru

Sementara itu, kabar terbaru yang dikeluarkan Kementerian ESDM menegaskan aturan baru terkait pembelian Pertalite dan Solar subsidi. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyebutkan akan ada pengaturan yang tegas soal BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi agar tepat sasaran.

Untuk itu pemerintah harus mempertimbangkan dengan jelas dan matang terkait kebijakan kriteria kendaraan apa saja yang dilarang atau diperbolehkan gunakan Pertalite dan Solar subsidi.

"Yang pasti yang dilarang adalah mobil yang mahal-mahal. Kalau mobil umum tentu harus dibantu apalagi untuk kegiatan masyarakat. Intinya yang dilarang gunakan Pertalite dan Solar adalah milik orang yang mampu," ungkap Menteri Arifin.

BACA JUGA:Turnamen Gaple Antar Wartawan Berakhir, Berikut Daftar Pemenangnya

Untuk diketahui, saat ini pemerintah merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.

Dari revisi Perpres itu akan dibuat kriteria kendaraan baik mobil atau motor yang dapat menggunakan Pertalite dan Solar subsidi.

Kehebohan muncul ketika spesifikasi kendaraan yang dilarang isi Pertalite menyasar di atas 1.400 cubicle centimeter (cc), dan motor di atas 250 cc. 

Walaupun keputusan itu belum final karena masih dalam pembahasan.

BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Terbaru 1 Januari 2023, Premium Tidak Dijual Lagi

Harapannya setelah revisi Perpres 191/2014 tuntas maka pembatasan penggunaan Pertalite menjadi lebih tepat sasaran bisa berjalan pada tahun depan.

Pelarangan isi Pertalite dan Solar subsidi untuk kendaraan tertentu erat kaitannya dengan penggunaan aplikasi MyPertamina.

Kedepan kendaraan yang berhak beli Pertalite wajib terdaftar di website MyPertamina.

PT Pertamina Patra Niaga mencatat, konsumen yang mendaftarkan kendaraan di MyPertamina sebagai pengguna BBM Pertalite dan Solar Subsidi itu sudah mencapai 3,2 juta unit kendaraan.

BACA JUGA:Tawa Duka

Secretary Corporate Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan jumlah tersebut khusus untuk kendaraan roda empat. (*) 

Kategori :