Sementara Ardiansyah sempat merintis Bengkulu Ekspres, sebelum “ditugaskan” membuka koran Radar Lampung di Provinsi Lampung.
BACA JUGA:Digrebek Warga, Mertua Hanya Pakai Bra di Kamar, Pengakuannya Bikin Gregetan
Kini keduanya tetap sama sama jadi bos/pimpinan media (koran, online, TV dan usaha lainnya).
Pun demikian menurut beberapa anak buah HM Muslimin di Bengkulu. HM Muslimin tipe orang yang tegas, simpel dan cepat mengambil keputusan. Tentang apa pun. Apalagi soal pekerjaan.
“Kalau sudah ada kemauan. Bos tu akan fokus dan berjuang sepenuh hati. Dia tidak akan main main,” ujar salah seorang pimpinan koran di Bengkulu.
Dan beliau ini, lanjut teman ini tadi, tidak suka banyak bicara. Dan tidak suka orang sering mencari cari alasan.
BACA JUGA:Lubuklinggau Sudah Ada SPKLU, Begini Charger Mobil Listrik dengan PLN Mobile
“Pokoknya kerjakan dulu kalau ada rencana dan program. Soal hasil nanti. Istilahnya, kalau tidak dikerjakan bagaimana mau melihat hasilnya. Tapi syaratnya itu tadi fokus,” tambah teman ini tadi.
Sehingga wajarlah kata teman ini, HM Muslimin mampu menuntaskan studi S3-nya. Karena HM Muslimin adalah tipe pekerja keras.
Dan Mungkin juga, ini sebagai hasil gembelengan orang tuanya. Atau ketularan etos kerja bos Dahlan Iskan dan H Suparno Wonokromo (alm). Yakni Kerja Kerja Kerja.
PWI Sumatera Selatan Miliki 3 Doktor
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan (Sumsel) kini memiliki tiga orang doktor. Tentu ini menjadi kebanggaan sendiri.
BACA JUGA:Cerita Norma Rismala, yang Suaminya Selingkuh dengan Ibu Kandung
PWI Sumatera Selatan sudah ada sejak 1950. Sementara PWI Pusat, berdiri sejak 9 Februari 1946 di Surakarta (Solo). Sekaligus menjadi puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN).
Organisasi profesi wartawan tertua ini masih eksis hingga sekarang.
Untuk di Sumsel kepemimpinannya yang silih berganti. Yang penulis tahu hanya dari H Ismail Djalili (alm).