Begitu pintu pesawat dibuka, petugas dengan mobil damkar sudah siap menyambut semua penumpang.
“Semua tepuk tangan sembari mengucap syukur, alhamdulillah. Terima kasih kepada pilot dan krunya yang luar biasa,” tutur Fatia.
BACA JUGA:Viral di TikTok, Wanita Ngaku Istri Kedua Kapolres Muara Enim, Polda Sumsel Turun Tangan
Rupanya, informasi insiden terbakarnya mesin kiri Lion Air JT-330 itu cepat menyebar. Anak-anak dan keluarga besar Fatia sudah berulangkali menelepon.
Tapi karena handphone (hp) mereka dinonaktifkan selama penerbangan, jadi belum bisa berikan kabar.
“Mereka sudah khawatir, tidak berhenti menelepon. Keluarga yang sudah menunggu di Bandara SMB II juga cemas karena pesawat kami tidak kunjung mendarat,” ungkap Fatia.
Ditambahkan suaminya, Hendri Safrizal, dia begitu bersyukur karena masih diberikan kesempatan kehidupan kedua oleh Sang Pencipta.
BACA JUGA:Sumsel Peringkat 8 Besar MTQ Nasional, ini Rincian Gelarnya
“Saya rasanya trauma. Bahkan setelah turun pesawat, saya bermaksud pulang naik mobil saja. Namun apalah daya, PIN ATM terblokir sehingga tidak bisa membeli tiket bus. Terpaksa tetap pulang naik pesawat,” tuturnya.
Mereka diterbangkan kembali ke Palembang dengan pesawat Lion Air yang lain. Lebih besar dan lebih panjang. Mengudara pukul 19.20 WIB dan tiba di Bandara SMB II sekira pukul 20.20 WIB.
“Alhamdulillah, bisa pulang dengan selamat ke Prabumulih,” imbuh Hendri.
Eksekutif GM PT Angkasa Pura II KC Bandara SMB II Palembang, R Iwan Winaya Mahdar mengatakan dirinya tidak bisa berkomentar banyak terkait penerbangan Lion yang mengalami kerusakan mesin dan kembali ke Bandara Soetta.
BACA JUGA:Dua Pilkades di Ogan Ilir Diwarnai Aksi Penusukan, Kotak Suara Dirusak
“Karena itu masih wilayahnya Bandara Soetta, ” jelas dia.
Menurut Iwan, dampak yang dialami di SMB II, tentunya akan ada penerbangan yang delay.
Seharusnya, pesawat Lion JT-330 itu akan kembali membawa penumpang terbang dari Bandara SMB II Palembang menuju Soetta setelah menurunkan penumpang di Palembang.