Perputaran Ekonomi Bisa Capai Rp276,11 Triliun Saat Mudik Lebaran, Simak Penjelasannya
Mudik lebaran.--Instagram @infipop.id
LINGGAUPOS.CO.ID – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprediksi perputaran Ekonomi saat mudik Lebaran 2024 alami kenaikan hingga 15 persen dari 2023.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 3 April 2024, kenaikan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini diproyeksikan mencapai hingga Rp276,11 triliun.
Dessy Ruhati selaku Deputi Bidang Kajian Strategis Kemenparekraf memproyeksikan potensi mengenai perputaran ekonomi di sektor parekraf selama momen mudik Lebaran 2024.
“Potensi sektor parekraf ini sendiri pada saat ini mencapai insya Allah Rp276,1 triliun,” ujar Dessy.
Menurut informasi, angka tersebut berdasarkan data proyeksi dari pergerakan masyarakat oleh Kementerian Perhubungan yang mana 2024 ini diproyeksikan terjadi pergerakan sebanyak 193,6 juta orang.
Yang mana angka tersebut meningkat dibandingkan dengan pergerakan pada 2023 lalu yang mencapai hingga 123,8 juta orang yang akan melangsungkan mudik Lebaran.
Lebih lanjut, Dessy juga menjelaskan para pemudik juga di proyeksi akan membanjiri tiga besar destinasi yang ada di wilayah seperti Jawa Tengah sebesar kurang lebih 61,6 juta.
Kemudian, disusul di wilayah Jawa Timur sebesar 37,6 juta serta Jawa Barat sebanyak 32 juta orang dengan dominasi pelaku perjalanan yaitu Jawa Timur, Jabodetabek, serta Jawa Tengah dengan menggunakan kereta api, bis, hingga mobil pribadi dan sepeda motor.
BACA JUGA:Lebaran Idul Fitri Jangan Lupa Kue Engkak Ketan, Makanan Khas Palembang, Begini Cara Buatnya
Sementara itu, wisatawan nusantara juga telah diproyeksi akan memenuhi sejumlah destinasi wisata dengan preferensi seperti danau, pantai, pusat kuliner, pegunungan, agrowisata, taman rekreasi, hingga kebun binatang serta juga mengunjungi pusat perbelanjaan.
Pada momen libur mudik Lebaran 2024 ini, Dessy juga memproyeksikan sektor parekraf dapat menyumbang sebesar 5 persen terhadap perekonomian nasional pada kuartal I dan II.
Hal tersebut juga menurutnya tidak terlepas dari peningkatan konsumsi hingga kebutuhan akan uang tunai yang meningkat hingga 4,65 persen apabila diibandingkan dengan realisasi pada 2023.
Atas tingginya angka konsumsi masyarakat juga ia menjelaskan disebabkan atas dukungan dari pemerintah melalui bantuan dana sosial (bansos).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: