Paskah 2025 di Gereja Katolik Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau: Perhatian Pada Kelestarian Alam

Paskah di Gereja Katolik Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Minggu 20 April 2025 Pukul 07.00 Wib.-foto: agungperdana.linggaupos.co.id-
LINGGAUPOS.CO.ID - Ratusan umat Katolik merayakan kebangkitan Yesus Kristus atau Paskah di Gereja Katolik Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau, Minggu 20 April 2025 Pukul 07.00 Wib.
Paskah atau Kebangkitan Yesus Kristus memang dirayakan dua hari setelah Wafat Yesus Kristus atau Jumat Agung.
Pastor yang membantu di Gereja Katolik Paroki Penyelenggaraan Ilahi, Lubuk Linggau, Pastor Alexander Pambudi, SCJ menuturkan kesan pertama yang luar biasa karena antusiasme umat yang begitu besar selama Tri Hari Suci.
"Untuk mengikuti rangkaian peringatan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus maka umat sangat luar biasa banyak yang datang"katanya.
BACA JUGA:Anggota DPRD Lubuk Linggau Septrian Nugraha Gunawan Reses I: Tidak Berjanji Tapi Upayakan Semua Usulan
Kemudian, tema Paskah tahun ini di Keuskupan Agung Palembang adalah "Keluarga dan Komunitasku Bangkit Menyelamatkan Bumi dan Isinya".
"Maka ini menjadi seruan juga dari Bapa Uskup Keuskupan Agung Palembang, yang juga sebagai tindak lanjut dari Ensiklik _Laudato Si_ Paus Fransiskus. Sebuah seruan Paus Fransiskus terkait kepedulian terhadap lingkungan hidup," ungkapnya.
Selain itu, tema Paskah tahun 2025 diharapkan diwujudkan Umat Katolik di seluruh Wilayah Keuskupan Agung Palembang, yang meliputi Wilayah Provinsi Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan, pada gerakan-gerakan konkret pemeliharaan lingkungan.
"Ada banyak gerakan-gerakan terkait lingkungan hidup ini dapat dilakukan di setiap Gereja Katolik di Wilayah Keuskupan Agung Palembang, misalnya pemanfaatan eco enzim, penanaman pohon di sekitar rumah, pemilahan sampah organik/an-organik, dan bekerjasama dengan semua pihak dalam usaha pemeliharaan bumi dan alam sekitar", jelasnya.
BACA JUGA:Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha Batik Tulis Ini Bawa Warisan Budaya ke Pasar Global
Lanjutnya, rangkaian Paskah diawali dari Masa Pra-Paskah, yang dibuka dengan Hari Rabu Abu yang ditandai dengan penerimaan abu, sebuah momen untuk mengingatkan Umat Katolik bahwa manusia berawal dari abu/tanah dan kembali kepada abu/tanah. Karena kerapuhan manusia, semangat pertobatan selalu perlu diperjuangkan.
Lanjutnya, masa Prapaskah menjadi momen paling tepat untuk olah rohani melalui tobat, doa, puasan dan derma.
"Abu tanda kerapuhan manusia karena kita berasal dari debu/tanah dan nanti pada akhirnya kembali kepada debu/tanah. Itulah semangat dari Rabu Abu,"tambahnya.
Lalu, puasa-pantang selama 40 hari selama Masa Prapaskah kemudian dilanjutkan dengan masuk ke Pekan Suci, yang diawali Minggu Palma untuk mengenangkan Yesus masuk ke Kota Yerusalem dan sengsara Tuhan Yesus.
BACA JUGA:HBA Juga Klaim Menang PSU Pilkada Empat Lawang, ini Alasannya
Kemudian, sebagai puncak perayaan iman, Umat Katolik memasuki Tri Hari Suci, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi dan Paskah.
"Dan hari ini Umat Katolik memasuki Hari Raya Paskah, kebangkitan Tuhan Yesus. Saya menghimbau kepada seluruh umat di Wilayah Keuskupan Agung Palembang pada umumnya, dan Umat Paroki Penyelenggara Ilahi Lubuk Linggau pada khususnya untuk menindaklanjuti seruan Bapa Uskup dalam Surat Gembala Paskah,"lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: