Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri di Kos, Ditemukan Buku Diary Diduga Jadi Korban Perundungan

Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri di Kos, Ditemukan Buku Diary Diduga Jadi Korban Perundungan

mahasiswa kedokteran undip bunuh diri--instagram: rsudkardinah

BACA JUGA:Kaki Peserta Gerak Jalan di Muratara Dilindas Mobil, Viral di Media Sosial

Peristiwa itu pun kemudian dilaporkan kepada pihak berwajib. Polisi yang mendapati adanya laporan penemuan mayat langsung meluncur ke lokasi dan memanggil dokter untuk memeriksa.

Hasil pemeriksaan terungkap jika korban ini meninggal dunia karena obat penenang yang disuntikkan ke tubuhnya. Diduga kuat korban sendiri yang menyuntikkan obat tersebut.

“Obat untuk pelemas otot. Saya nggak bisa ngomong, yang bisa ngomong harusnya dokter tapi obat itu seharusnya lewat infus. Sudah mendatangkan dokter forensic dari RSUP Dr Kariadi, memang dia meninggal karena obat itu,” kata Agus.

Ditemukan Diary Diduga Korban Perundungan 

BACA JUGA:Bapas Kelas II Musi Rawas Utara Hadiri Pembukaan Lomba Peraturan Baris Berbaris di Kecamatan Rawas Ulu

Agus juga mengungkapkan ditemukannya buku harian atau diary milik korban di kosannya itu. Isi diary tersebut menceritakan kesulitan korban melewati masa-masa sebagai mahasiswa PPDS hingga disebut juga ada masalah dengan seniornya.

Temuan dari diary korban dicocokkan dengan keterangan sementara dari ibu korban. Korban disebut memang sempat curhat beratnya kuliah kepada sang ibu.

“Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini-itu, keras,” jelasnya.

Sementara itu, Kasat reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena mengatakan jika pihaknya akan mendalami informasi adanya dugaan perundungan yang dialami korban.

BACA JUGA:Mundur dari Calon Gubernur Sumatera Selatan, ini yang Didukung Heri Amalindo

“Terkait informasi perundungan dan sebagainya masih kita cek karena yang bersangkutan infonya sakit dan yang bersangkutan ikut beasiswa. Makanya kita dalami dulu yang bersangkutan informasinya sudah nggak kuat lagi atau bagaimana, kita cek dulu benar apa nggaknya,” ucap Andika.

Namun, munculnya isi perundungan dibantah oleh pihak Universitas Diponegoro (Undip). Menurut mereka, dari hasil investigasi internal, tidak ditemukan adanya perundungan terhadap korban selama menjadi peserta PPDS.

"Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi kami, hal tersebut tidak benar," ungkap Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip Utami Setyowati, pada Kamis 15 Agustus 2024.

Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: