Biografi Abdul Haris Nasution: Tokoh Militer dan Pemikir Strategis Indonesia

Biografi Abdul Haris Nasution: Tokoh Militer dan Pemikir Strategis Indonesia

Biografi Abdul Haris Nasution: Tokoh Militer dan Pemikir Strategis Indonesia--instagram: kabamsu_bandung

LINGGAUPOS.CO.ID - Abdul Haris Nasution, seorang tokoh militer dan pemikir strategis Indonesia, dikenal sebagai salah satu figur penting dalam sejarah kemerdekaan dan perkembangan militer di Indonesia. 

Lahir pada tanggal 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara, Nasution tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat menghargai pendidikan dan perjuangan.

Ia merupakan anak dari pasangan Haris Nasution dan Khadijah, yang keduanya memiliki latar belakang pendidikan yang baik untuk zamannya.

Pendidikan dan Karier Militer

BACA JUGA:Biografi Ismail Marzuki: Maestro Musik Kebanggaan Indonesia

Nasution menempuh pendidikan dasarnya di HIS Kotanopan, kemudian melanjutkan ke MULO di Medan. Setelah itu, ia melanjutkan ke AMS di Bandung, tempat ia menunjukkan minat yang besar dalam ilmu pengetahuan dan nasionalisme. 

Ketertarikannya pada dunia militer mendorongnya untuk bergabung dengan Sekolah Pendidikan Prajurit Cadangan di Bandung pada tahun 1940.

Karier militernya mulai menanjak ketika ia bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air), organisasi militer bentukan Jepang yang merekrut pemuda-pemuda Indonesia. 

Setelah Indonesia merdeka, Nasution menjadi salah satu dari sedikit perwira yang memiliki pengalaman militer formal, yang sangat diperlukan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda.

BACA JUGA:Biografi Sutan Syahrir: Pemikir dan Pemimpin Revolusioner Indonesia

Peran dalam Revolusi dan Militer Indonesia

Selama Revolusi Nasional Indonesia, Nasution memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan dari Belanda. 

Salah satu kontribusi terbesarnya adalah dalam penerapan strategi perang gerilya, yang kemudian menjadi ciri khas perlawanan Indonesia melawan kekuasaan kolonial. 

Dalam posisi sebagai Panglima Divisi Siliwangi, ia memimpin pasukan dalam berbagai operasi militer penting, termasuk Peristiwa Bandung Lautan Api pada tahun 1946.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: