SD di Jambi Disegel, Murid Mengungsi, Hingga Orang Tua Lakukan Demo, Ini Penyebabnya

SD di Jambi Disegel, Murid Mengungsi, Hingga Orang Tua Lakukan Demo, Ini Penyebabnya

SD di Jambi Disegel, Murid Mengungsi, Hingga Orang Tua Lakukan Demo, Ini Penyebabnya--instagram: jambikerasboss

JAMBI, LINGGAUPOS.CO.ID - Salah satu SD yang ada di JAMBI tengah jadi sorotan, pasalnya sekolah yang disegel tersebut didemo oleh puluhan murid dan orang tua. Begini permasalahannya.

Sekolah Dasar (SD) Negeri 212 yang ada di Kota Jambi, di demo oleh puluhan murid dan orang tua menuntut permasalahan penyegelan yang terjadi.

Aksi demo tersebut dilakukan pada Kamis, 13 Juni 2024, adapun sekolah SD 212 tersebut diketahui telah disegel sejak November 2023 lalu.

Akibatnya, para murid terpaksa mengungsi belajar ke sekolah lain hingga mendapatkan perundungan.

BACA JUGA:Remaja di PALI Sumatera Selatan Dibegal Saat Asyik Pacaran, Pelaku Gunakan Senjata

Zara, siswa di SDN 212 mengatakan jika dirinya rindu untuk bersekolah di sekolahnya itu. Ia pun mengaku selama mengungsi dan menjalani proses belajar di sekolah lain, ia dan teman-teman kerap mendapatkan perundungan.

“Tidak nyaman sering di bully, kadang diejek dikatain sering menumpang. Kami sudah enam bulan menumpang,” ucap Zara yang memegang tulisan “tolong buka sekolah kami”.

Penyegelan SDN 212 Jambi itu diduga terjadi karena adanya sengketa lahan antara pemilik lahan dengan Pemerintah Kota Jambi.

Aksi protes yang dilakukan oleh orangtua wali murid ini pun dilakukan lantaran ingin mendapatkan kejelasan atas pendidikan anaknya di sekolah tersebut.

BACA JUGA:PT Abadi Lestari Land Palembang Buka Lowongan Kerja, Bagian Administrasi

Puluhan orang tua itu juga merasa keberatan terhadap keputusan Pemerintah kota Jambi yang memindahkan para siswa ke sekolah lain untuk sementara.

Rita, salah seorang wali murid kelas 4 SD, mengungkapkan permohonannya agar SD kembali dibuka, “Kami minta sekolah ini dibuka. Sekarang mereka (siswa) numpang di SD 206,” ujarnya.

Sementara wali murid yang bernama Aidah, mengatakan jika anaknya harus berjalan dari rumah menuju ke sekolah SDN 206.

“Anak kita harus jalan, dari sini ke Paal 10, 2 kilometer perjalanannya. Apalagi sore pulangnya kita takut kenapa-kenapa pulangnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: