Curhatan Sagil, Bocah SD di Jambi Memiliki Tinggi 2 Meter, Ini Kesulitan yang Dialami

Curhatan Sagil, Bocah SD di Jambi Memiliki Tinggi 2 Meter, Ini Kesulitan yang Dialami

Curhatan Sagil, Bocah SD di Jambi Memiliki Tinggi 2 Meter, Ini Kesulitan yang Dialami -Tangkap Layar-Facebook duduk perkara

JAMBI, LINGGAUPOS.CO.ID-  Memiliki tinggi badan 2 meter, Sagil, bocah di Kerinci JAMBI curhat tentang kesulitan yang dialami saat menjalankan aktivitas.

Diketahui seorang bocah Sekolah Dasar (SD) di Kerinci, Jambi baru-baru ini viral di media sosial karena memiliki tinggi badan yang tak biasa.

Bocah SD tersebut bernama Sagil Muhammad Rizki, ia adalah siswa SD di Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, tengah duduk dibangku sekolah dasar kelas 6.

Keberadaan Sagil pun berhasil menarik perhatian masyarakat luas, kini foto dan video yang memperlihatkan Sagil dengan postur tinggi badan 2 meter itu telah banyak beredar.

BACA JUGA:Sagil Bocah SD di Jambi Miliki Tinggi 2 Meter, Disebut Gigantisme, Ketahui Begini Gejalanya

Sagil adalah putra kedua dari pasangan Hermanudin dan Susi Herlina, lahir pada Juni 2012. Saat ini, Sagil berusia 12 tahun.

Namun, meski masih berusia 12 tahun Sagil memiliki postur tubuh yang sangat mencolok ketika berdiri di antara teman-temannya bahkan orang dewasa.

Terkadang karena tingginya yang luar biasa membuat orang di luar sekolah mengira jika Sagil ini bukanlah anak sekolah dasar. Tingginya pun melebihi rata-rata orang dewasa pada umumnya.

Lantas, dalam menjalani kehidupan dengan postur tinggi badan mencapai 2 meter itu, ada beberapa hal yang dialaminya.

BACA JUGA:Viral Sagil Bocah SD di Jambi Tertinggi Didunia, Menurut Medis Ini Penyebab dan Sebutannya

Memiliki tinggi badan yang berbeda dari orang pada umumnya, tentunya hal ini membuat Sagil memiliki berbagai kesulitannya sendiri.

Orang tua Sagil mengaku bahwa anaknya tersebut kesulitan dalam mencari pakaian, ukurannya sangat susah bahkan tidak ada diperjual belikan di pasaran.

Untuk itu, pakaian Sagil biasanya tidak dibeli secara langsung tetapi dipesan dahulu untuk menempa ukurannya atau dijahit terlebih dahulu dengan ukuran dia.

Hal ini disampaikan oleh ibunya Sagil, Susi. “Kita kesulitan untuk membeli pakaian Sagil karena ukurannya jauh berbeda dengan yang lain. Terpaksa dipesan dahulu atau dijahit,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: