Tak Lagi Puluhan, 400 Lebih Kerbau di Sumsel Mati Mendadak, Ini Penyebabnya Bertambah

Tak Lagi Puluhan, 400 Lebih Kerbau di Sumsel Mati Mendadak, Ini Penyebabnya Bertambah

400 lebih kerbau di Sumsel mati mendadak.--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Tidak lagi puluhan, saat ini ratusan kerbau milik warga di Sumatera Selatan (Sumsel) mati mendadak, setelah alami kejang-kejang dan tak butuh waktu lama langsung terkapar dan mati.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 17 April 2024, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mengatakan ratusan kerbau di daerah tersebut mati mendadak diduga karena terjangkit virus septicaemia epizootica (SE).

Dedy Kurniawan selaku Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI dalam keterangan tertulisnya mengatakan pihaknya mencatat hingga pada 13 April 2024 jumlah kerbau mati mendadak sudah mencapai hingga 431 ekor.

"Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap dugaan keracunan di Balai Veteriner Lampung, hasilnya negatif. Tapi berdasarkan pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan gejala penyakit septicaemia epizootica," ujarnya.

BACA JUGA:Heboh! Puluhan Kerbau Mati Mendadak di OKI, Diduga Diserang Penyakit Ngorok, Adakah Bahaya Bagi Manusia

Lebih lanjut, Dedy menyebut pihak mereka sudah melakukan langkah kongkrit sejak menerima laporan dari masyarakat dengan melakukan penguburan pada bangkai kerbau.

Selain itu, masyarakat minta untuk dapat desinfeksi massal terhadap kandang kerbau, pengobatan serentak hingga vaksinasi.

Mengenai kematian kerbau pasca vaksinasi, ia menjelaskan dapat terjadi sebab ternak sudah lebih dulu terjangkit virus SE, namun tampak sehat serta tidak menunjukkan gejala sakit.

Selain itu, alasan mengapa bertambah jumlah kerbau mati mendadak ini, karena bangkai ternak kerbau yang terlambat dikubur, pemotongan ternak yang sakit di sekitar lokasi kandang, pemindahan ternak dari daerah tertular ke daerah steril, hingga lalu lintas penjualan kerbau yang intens.

BACA JUGA:Netizen Dukung Polres Musi Rawas Tembak Mati Begal, Apalagi Menembak Polisi Duluan

Oleh sebab itu, ia mengimbau pada para peternak untuk tetap dilakukan vaksinasi ternak mereka, sebab tidak ada efek samping pascavaksinasi, dan melakukan tindakan mitigasi agar penyakit ini tak menulari pada ternak lainnya.

"Upaya mitigasi di antaranya dengan memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan semacamnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak," kata dia.

Sebelumnya, para peternak kerbau ini mengaku merasa panik dan merugi akibatnya, karena mengingat beberapa warga yang punya kerbau rata-rata alami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Sebagai informasi, harga kerbau ini biasanya dijual dengan harga Rp17 juta per ekor, dan kini hanya terjual dengan harga Rp4 juta saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: