Utang RI Berdasarkan PDB Berhasil Turun 39 Persen dan Tergolong Rendah di ASEAN

Utang RI Berdasarkan PDB Berhasil Turun 39 Persen dan Tergolong Rendah di ASEAN

Utang RI juga termasuk rendah dibandingkan dengan negara tetangga ASEAN. Ini menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan karena pada 2000, rasio utang Indonesia mencapai 87 persen.--Instagram @unexplnd

LINGGAUPOS.CO.ID – Proyeksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) rasio utang pemerintah Indonesia pada 2023 hanya mencapai 39 persen dari total produk domestik bruto (PDB).

Utang RI juga termasuk rendah dibandingkan dengan negara tetangga ASEAN. Ini menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan karena pada 2000, rasio utang Indonesia mencapai 87 persen.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 21 Februari 2024, rasio utang terhadap PDB merupakan salah satu petunjuk untuk mengevaluasi keadaan ekonomi suatu  negara.

Menurut studi dari Bank Dunia yang berjudul Finding the Tipping Point – When Sovereign Debt Turns Bad 2010, pertumbuhan ekonomi suatu negara berpotensi melambat jika rasio utang terhadap PDB melebihi 77 persen dalam jangka panjang.

BACA JUGA:Putin Undang Kelompok Perlawanan Palestina ke Rusia Hingga Beri Bantuan Senjata untuk di Jalur Gaza

Sementara itu, Presiden Jokowi memastikan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia sehat.

Bahkan ia mengatakan rasio utang Indonesia paling rendah di antara negara G20 dan Asia Tenggara.

Sebagaimana hal tersebut disampaikan oleh Jokowi dalam rangka Penyampaian RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan.

"Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN, bahkan sudah menurun dari 40,7% PDB di tahun 2021 menjadi 37,8% di Juli 2023. Sebagai perbandingan,rasio utang Malaysia saat ini di tingkat 66,3% PDB, Tiongkok 77,1%, dan India 83,1%," paparnya.

BACA JUGA:Medco E & P Indonesia Kenalkan Manfaat Industri Hulu Migas pada Siswa SMA di Sumatera Selatan

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan Indonesia mampu membuat fiscal kembali sehat pasca pandemi Covid-19.

Hal ini juga akan lebih cepat dari yang sudah diperkirakan sebelumnya, dari tiga tahun menjadi dua tahun saja.

"Kebijakan fiskal Indonesia termasuk salah satu yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3% PDB, satu tahun lebih cepat dari rencana awal," terang Jokowi.

Sementara itu, Jokowi menyatakan defisit fiskal di India yang mencapai 9,6 persen PDB per 2022, Jepang 7,8 persen, Tiongkok 7,5 persen, Amerika Serikat 5,5 persen dan Malaysia 5,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: