Putin Klaim Ilmuwan Rusia Hampir Selesai Ciptakan Vaksin untuk Kanker
Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Rabu, 14 Februari 2024 menyebutkan bahwa para ilmuwan Rusia hampir selesai ciptakan vaksin untuk kanker yang akan segera tersedia bagi pasien.--Instagram @infipop.id
LINGGAUPOS.CO.ID – Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Rabu, 14 Februari 2024 menyebutkan bahwa para ilmuwan Rusia hampir selesai ciptakan vaksin untuk kanker yang akan segera tersedia bagi pasien.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Jumat, 16 Februari 2024, Putin tidak merincikan vaksin tersebut ditargetkan untuk jenis kanker apa.
"Kita sudah hampir mencapai penciptaan vaksin kanker dan obat imunomodulator generasi baru," kata pernyataan Putin.
"Saya berharap teknologi ini akan segara digunakan secara efektif sebagai metode terapi individu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dikatakan selain Rusia, sejumlah negara dan perusahaan juga sedang mengerjakan vaksin kanker.
Diketahui, tahun lalu pemerintah Inggris menandatangani perjanjian dengan BioNTech yang berbasis di Jerman guna meluncurkan uji klinis yang menyediakan pengobatan kanker yang dipersonalisasi.
Yang bertujuan untuk menjangkau 10 ribu pasien pada 2030.
Selain itu, perusahaan farmasi Moderna dan Merck and Co sedang mengembangkan vaksin kanker eksperimental.
BACA JUGA:Beredar Data Hasil Pemilu 2024 di Lubuk Linggau, Diperkirakan dari Si-PANTAUMILU, ini Lengkapnya
Lebih lanjut menurut studi pada tahap pertengahan, vaksin eksperimental tersebut dapat mengurangi kemungkinan untuk kambuh atau kematian akibat melanoma atau kanker kulit paling mematikan atau hingga setengahnya setelah tiga tahun pengobatan.
Pada saat ini sudah terdapat enam vaksin berlisensi untuk melawan human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan banyak jenis kanker.
Diketahui, di antaranya ini termasuk kanker serviks, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta vaksin melawan hepatitis B (HBV), yang dapat menyebabkan kanker hati.
Sebelumnya, pada saat selama pandemi virus corona, Rusia mengembangkan vaksin Sputnik V untuk melawan COVID-19 dan menjualnya ke sejumlah negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: