Jepang Sukses Jadi Negara Kelima yang Mendarat di Bulan
Jepang sukses jadi negara kelima yang mendarat di bulan.--Instagram @infipop.id
LINGGAUPOS.CO.ID – Jepang sukses menjadi negara kelima di dunia yang berhasil mendarat dengan mulus di permukaan Bulan.
Namun kendaraan antariksa yang diberi nama Moon Sniper yang dikendarai Jepang dilaporkan kehabisan daya sebab masalah baterai tenaga surya.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 22 Januari 2024.
Dikutip dari AFP, Jepang diketahui mengikuti jejak Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, China dan juga yang terbaru India dengan keberhasilannya yang mendaratkan kendaraan penjelajah Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) di permukaan Bulan.
Menurut informasi, Jepang melakukan penurunan yang menegangkan selama 20 menit, Badan Antariksa Jepang atau JAXA menjelaskan, SLM telah berhasil mendarat di permukaan Bulan serta komunikasi sudah terjalin.
"Mendarat di Bulan pukul 00.20 dini hari pada 20 Januari 2024 (waktu Jepang). Komunikasi telah terjalin sejak pendaratan," kata JAXA dalam pernyataannya..
"Namun, sel tenaga surya tidak menghasilkan listrik dan perolehan data dari permukaan Bulan menjadi prioritas," sambungnya.
Hitoshi Kuninaka selaku pejabat JAXA mengatakan bahwa tanpa sel tenaga surya yang berfungsi, kendaraan penjelajah Bulan ini hanya dapat memiliki daya selama beberapa jam saja.
"SLIM dioperasikan dengan baterai on-board. Data yang diperoleh saat pendaratan disimpan di kendaraan luar angkasa, dan kami saat ini berupaya memaksimalkan hasil ilmiah dengan terlebih dahulu mengirimkan data ini kembali ke Bumi," ungkapnya.
Meskipun demikian, Kuninaka juga mengindikasikan bahwa begitu sudut matahari berubah, baterai tenaga surya tersebut kemungkinan bisa berfungsi kembali.
"Kecil kemungkinannya bahwa baterai tenaga surya telah gagal. Mungkin saja baterai tersebut tidak menghadapi ke arah yang direncanakan semula," jelasnya.
"Jika penurunannya tidak berhasil, kendaraan luar angkasa itu akan jatuh dengan kecepatan sangat tinggi. Jika demikian, semua fungsi wahana itu akan hilang. Tapi data sedang dikirimkan ke Bumi," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: