BPS: Biaya Hidup di Jakarta Bisa Mencapai Rp14 Juta Perbulan, Melebihi UMP Tertinggi di Indonesia

BPS: Biaya Hidup di Jakarta Bisa Mencapai Rp14 Juta Perbulan, Melebihi UMP Tertinggi di Indonesia

Biaya hidup di Jakarta bisa mencapai Rp14 Juta perbulan, melebihi UMP tertinggi di Indonesia-Freepik-

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) menempatkan DKI JAKARTA sebagai kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia

Dilansir dari berbagai sumber dan unggahan dari akun Instagram @folkative, yang dikutip pada Rabu, 13 Desember 2023.

Menurut informasi, masyarakat di wilayah tersebut, Nilai Konsumsi (NK) nya dapat mencapai Rp14,9 Juta per bulan. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS mengatakan,"Yang pertama adalah DKI Jakarta yaitu dengan rata-rata nilai konsumsi Rp14,9 juta ya, kemudian diikuti Kota Bekasi Rp14,3 juta, kemudian kota Surabaya Rp13,4 juta per bulannya," ucap Pudji Ismartini. 

BACA JUGA:Pencarian Remaja Disabilitas yang Hilang di Lubuklinggau Dihentikan, ini Alasan Basarnas

Diketahui tercatat, ada sepuluh kota dengan peringkat nilai konsumsi seperti DKI Jakarta sebesar Rp14,8 juta, lalu Kota Bekasi sebesar Rp14,3 juta, Kota Surabaya sebesar Rp13,3 juta. 

Kemudian Kota Depok sebesar Rp12,3 juta, Kota Makassar sebesar Rp11,5 juta, Kota Tanggerang sebesar Rp10,9 juta, Kota Bogor sebesar Rp10,7 juta. 

Selanjutnya posisi ke delapan ada Kota Kendari sebesar Rp10,2 juta, Kota Batam sebesar Rp10,1 juta, terakhir Kota Balikpapan sebesar Rp9,8 juta. 

Pudji juga menjelaskan ada perhitungan komoditas baru yang bisa mempengaruhi biaya hidup di beberapa wilayah. 

BACA JUGA:3 Warga Semarang Terpapar Covid-19 Sepulang dari Singapura, Pemkot Mulai Mitigasi

Seperti peralihan konsumsi rokok konvensional ke rokok elektrik, receiver televisi, penggunaan Hand Sanitizer hingga jenis transportasi baru seperti MRT serta LRT yang turut menyumbang kenaikan nilai konsumsi. 

 

“Misalkan yang saat ini kemudian masker dan hand sanitizer sekarang signifikan dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu pengganti dari antena televisi ya karena kita menggunakan televisi analog ke televisi digital,” terang Pudji. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: