KPP Terpecah Setelah Partai Demokrat Keluar dari Koalisi, Terbukti Benar

KPP Terpecah Setelah Partai Demokrat Keluar dari Koalisi, Terbukti Benar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Foto: net-

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) terpecah setelah Partai Demokrat keluar dari koalisi terbukti benar. 

Hal itu terjadi karena Partai Nasdem lebih memilih Anies Bawedan berduet dengan Cak Imin dibanding dengan AHY.

Ramai kegaduhan di Partai Demokrat tentang pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), kembali menyentil perkataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada beberapa waktu lalu.

Omongan Jokowi tentang pecahnya koalisi antar partai politik ini kembali tersebar di media sosial yang membuat netizen menyebut omongan sekitar 9-10 bulan lalu itu terbukti.

BACA JUGA:Waspada! Polusi Udara Semakin Meningkat di Lubuklinggau, ini Dia Cara Mengatasinya

Karena saat ini yang terjadi adalah pecahnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan mendeklarasikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan..

“Yang saya takutkan nanti gagal koalisi, gagal koalisi yang dituduh istana lagi, ini istana nih,” ujar Jokowi dalam video pernyataannya yang diunggah kembali oleh akun @DS42 pada Sabtu 2 September 2023 kemarin.

“Padahal kita kan itu gak ngerti, koalisi antar Partai, antar ketua Partai yang ketemu, tapi yang paling enak itu memang mengkambing hitamkan menuduh presiden, istana, Jokowi,” ungkapnya.

“Paling enak itu, paling mudah dan paling enak,” tambahnya.

BACA JUGA:Hari ini Rocky Gerung Tidak Penuhi Panggilan Penyidik Bareskrim Polri, Kembali Diperiksa Rabu Mendatang

Dalam video pernyataan itu, Jokowi juga menyebut pada momen Pemilihan Presiden (Pilpres) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti bisa saja terjadi adanya perpecahan koalisi.

“Ada lagi nanti mungkin untuk Pilpres nanti bisa seperti itu lagi, ada orang atau tokoh yang ingin sekali dapat kendaraan supaya bisa mencalonkan ternyata tidak bisa,” jelasnya.

“Tuduh lagi, Presiden itu ikut-ikutan, istana ikut-ikutan, kekuatan besar ikut-ikutan, lah urusannya apa dengan saya?” tukasnya.

Persetujuan Sepihak Kerjasama Politik Partai Nasdem dan PKB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id