Penganiayaan Guru Tertangkap, PGRI Rejang Lebong Siapkan Pengacara

Penganiayaan Guru Tertangkap, PGRI Rejang Lebong Siapkan Pengacara

Ketua PGRI Rejang Lebong M Amrin MPd--

REJANG LEBONG, LINGGAUPOS.CO.ID - Zaharman (58) seorang Guru Olahraga di SMAN 7 Rejang Lebong yang merupakan korban penganiayaan menderita cacat permanen setelah dianiaya.

Mata kanan Zarharman pun buta total, setelah diketapel oleh orang tua siswa AJ yang kini harus mendekam di sel Polres Rejang Lebong.

Berkaitan dengan kejadian ini pun pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) sampai turun ke lokasi.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Rejang Lebong menyerahkan semuanya kepada pihak Kepolisian untuk bisa mengusut tuntas permasalahan tersebut.

BACA JUGA:Lintasan Huruf S Mudahkan Ujian Praktik SIM, Sejumlah Daerah Mulai Pakai Materi Uji Praktik yang Baru

Menanggapi hal tersebut, Ketua PGRI Rejang Lebong M Amrin MPd mengatakan bahwa pihaknya siap mendampingi korban untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Saat ini PGRI sudah mempersiapkan pengacara melalui Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) untuk mendampingi korban," katanya.

"Untuk permasalahan tersebut kami PGRI Kabupaten maupun provinsi Bengkulu siap mendampingi korban, bahkan sekarang melalui LKBH PGRI kami sudah menyiapkan pengacara untuk membantu korban," ujar Amrin.

Dikatakannya, pihaknya mengharapkan kejadian tersebut tidak menjadikan guru dan tenaga kependidikan yang bertugas di wilayah tersebut trauma dan selalu bisa melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

BACA JUGA:Jangan Sampai Salah, Ini 13 Gerbang Tol Jagorawi, Tol Pertama di Indonesia, Miliki 4 Simpang Susun

Menurutnya, PGRI akan selalu ada bersama guru dan tenaga kependidikan.

"Atas kejadian tersebut tentunya kita sebagai guru dan tenaga kependidikan tidaklah cemas dan was was dalam bekerja, atas permasalah tersebut tentulah menjadikan pelajaran dan untuk bisa maksimal dalam mengajar dan melaksanakan pembelajaran untuk membentuk karakter generasi penerus untuk bisa lebih baik, kalau bukan kita guru siapa lagi, kalau bukan sekarang, kapan lagi," jelas Amrin.

"Insya Allah pada Rabu 9 Agustus 2023 nanti, PGRI se Provinsi Bengkulu akan kembali melaksanakan aksi solidaritas yang merupakan bentuk empati kami atas kejadian yang dialami korban," terang Amrin.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: curupekspres.disway.id