Wali Murid di Muratara Ramai Gibah Masalah Wisuda, Dianggap Pemborosan!

Wali Murid di Muratara Ramai Gibah Masalah Wisuda, Dianggap Pemborosan!

Ilustrasi wisuda PAUD dan TK. -foto: net-

MURATARA, LINGGAUPOS.CO.ID - Sejumlah wali murid atau Ibu Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) ramai menggibah masalah wisuda sekolah PAUD dan Taman Kanak-Kanak (TK).

Pasalnya, kegiatan wisuda di Sekolah PAUD dan TK ini dianggap sebagai pemborosan dan memberatkan perekonomian wali murid.

"Pendidikan kito sekarang lebih basak gaya dari pada mutu. Tamatan Paud wisuda tamatan kuliah jugo wisudah, idak ado beda," keluh Nisa warga Kecamatan Rupit, saat dibincangi, Jumat 23 Juni 2023.

Dia mengaku, saat ini populer acara wisuda bagi anak Paud dan TK di Muratara saat ini menjadi momok menakutkan bagi wali Murid, karena mereka akan dimintai setoran mulai dari Rp150-250 ribu/siswa.

BACA JUGA:Ustadz Fauzan Aziz, Jamaah Haji Lubuklinggau yang Meninggal Dunia, Sempat Jatuh di Kamar Mandi

BACA JUGA:Jelang Libur dan Cuti Bersama Idul Adha 2023, 192 Ribu Tiket Kereta Api Ludes

Bahkan di daerah lain luar Muratara, acara wisudah jauh lebih tinggi jika di banding di Muratara sendiri. Tarif cukup beragam mulai dari Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta/siswa.

Warga mengaku, Pepatah hidup itu murah namun yang mahal itu gengsi, cukup tepat disematkan ke sistem pendidikan saat ini.

Pasalnya, mutu pendidikan saat dinilai lebih buruk dari sistem pendidikan di wilayah tetangga seperti negara Jepan, Singapura, hingga Australia.

Mereka menilai, Kegiatan seperti wisuda, perpisahan dan nama lainnya  dianggap sama sekali tidak diperlukan dan tidak akan menambah kecerdasan anak.

BACA JUGA:SKK Migas - KKKS Sumbagsel Monitoring Kesiapan Tajak Sumur Pengeboran Tahun 2023

BACA JUGA:PWI Sumatera Selatan Bersinergi dengan KADIN, Membantu Membangun dan Menghidupkan Perekonomian

Karena anak-anak yang menamatkan pendidikan usia dini, akan kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

"Untuk anak Paud, TK itu dak perlulah ado wisuda, terasa berat bagi wali murid, apo lagi yang ekonomi pas pasan. Belum lagi mau lanjut masuk SD, beli seragam beli buku daftar sekoah dan lain lain," timpalnya.

Warga berharap, kegiatan seperti ini harus dilarang keras dan dihapuskan secara permanen.

Dan sudah menjadi peranan pemerintah, khususnya dinas pendidikan untuk melakukan terobosan, membuang sistem pendidikan yang buruk dan tidak bermutu.

BACA JUGA:Kabar Duka, Jamaah Haji Asal Lubuklinggau Meninggal Dunia

BACA JUGA:Ketahui! Layar HP Sering Gerak Sendiri, Ini Penyebabnya dan Cara Mengatasinya

"Hampir merata keluhan ibu ibu, yang anaknya sekolah paud dan TK, masalah wisuda anak, ado yang diminta patungan Rp250 ribu, ado Rp500 ribu," timpalnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Muratara, M Hadi sekaligus ketua DPC PPP Muratara turut mengomentari masalah itu.

Dia mengaku prihatin dengan adanya acara perpisahan yang dilaksanakan dibeberapa sekolah yang ada di kabupaten Muratara.

"Menurut keterangan beredar, biaya perpisahan atau wisuda itu dibebankan kepada wali murid, kegiatan seperti ini, menimbulkan konflik perekonomian di lingkungan masyarakat," katanya.

BACA JUGA:Atlet 8 Provinsi Ikuti Archery Open Tournament KONI Cup 2023 di Lubuklinggau

BACA JUGA:Ketahui! Cek STNK Anda, Jika Ada Kode Ini Artinya Kena Pajak Mahal

Menurutnya, informasi beredar setiap wail murod dibebankan Rp200 ribu untuk pelaksanaan wisuda atau perpisahan.

Jika wali murid merupakan orang yang mampu, tentunya tidak masalah, tapi jika orang tua/wali murid termasuk orang tidak mampu, ini akan jadi maslah.

"Mereka dipaksa berhutang, belum lagi memikirkan anaknya untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya dan ini akan menjadi beban bagi mereka. Harus ada kontrol yang jelas disini," timpalnya.

Anggota DPRD Muratara ini meminta, Dinas Pendidikan Kabupaten Muratara, mengontrol kegiatan perpisahan tersebut.

BACA JUGA:Paskibraka dari Zaman ke Zaman, Dulu Namanya Pasukan Pengerek Bendera Pusaka, Anggotanya 5 Pemuda

BACA JUGA:Ini Tahapan yang Dilalui Keyla dan Bintang, Hingga Akhirnya Terpilih Sebagai Paskibraka Nasional 2023

"Jangan sampai terjadi konflik perekonomian di masyarakat. jika anak tidak mengikuti acara wisuda mereka akan merasa malu, minder terhadap anak-anak sebaya mereka dan tidak menutup kemungkinan anak tersebut akan dibuli dan di ejek oleh teman-temannya," tutupnya.(*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumeks.disway.id