Ingin Merantau di Kota Metropolitan? Siapkan Skill dan Mental
Warga pendatang baru--
JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID -Bagi kalian pendatang baru yang ingin merantau atau mengadu nasib di Kota Metropolitan ini, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memberikan syarat usai periode libur Lebaran 2023.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadis Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan bahwa para pendatang harus memiliki jaminan tempat tinggal.
Selain itu, ia juga meminta kepada pendatang baru untuk memiliki skill keterampilan dan mental untuk mengadu nasib di kota metropolitan.
"Pada saat ini, di dalam Permendagri 108 hanya tempat tinggal, kita Pak Pj semua mengimbau agar mereka di saat mereka datang ke Jakarta tidak hanya tempat tinggal tapi juga kita mengimbau mereka punya skill keterampilan dan juga pekerjaan," ungkap Budi kepada wartawan, Rabu, 26 April 2023.
BACA JUGA:Dukung Arus Balik Lebaran, Tarif Tol Kayuagung-Palembang Diskon 20 Persen, Cek di Sini
BACA JUGA:Resmi! PPP Resmi Dukung Ganjar Pranowo Capres 2024
"Sehingga pas datang ke Jakarta mereka siap, siap mental mengadu nasib ke Jakarta sehingga kondisinya tidak lebih sulit saat mereka datang ke Jakarta," sambungnya.
Meski begitu, dia menegaskan saat ini tidak ada larangan bagi pendatang untuk tinggal di Jakarta. Namun, pihaknya masih memiliki rencana bersama DPRD DKI Jakarta untuk membahas persyaratan tambahan bagi para pendatang sebagai tindak lanjut dari status Jakarta yang akan menjadi global city.
Lebih lanjut, ia memperkirakan akan ada 36.000-40.000 pendatang baru di Ibu Kota usai Lebaran 2023.
"Perkiraan kita ada penambahan sekitar 20 sampai 30 persen menjadi 36.000 sampai 40.000 pendatang baru," kata dia.
BACA JUGA:Petugas Dishub Lubuklinggau yang Viral Bikin Pernyataan, Demi Allah Katanya
BACA JUGA:Arus Balik Lebaran Idul Fitri 1444 H, Tiket Pesawat di Bandara Silampari Lubuklinggau Ludes
Jumlah tersebut dikategorikan naik 20 persen dibanding Lebaran 2022 yang mencapai 27.000 pendatang baru.
"Kalau tahun kemarin di 2022 itu 27 ribu ya, dan penduduk nonpermanen sekitar 3.000. 30 ribuan ya berarti sekitar 36 ribu," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan berdasarkan catatannya selama tiga tahun terakhir, tren pendatang ke DKI mayoritas berasal dari latar belakang pendidikan di bawah SLTA dengan penghasilan rendah.
"Ya memang kalau kita lihat tren pendatang selama tiga tahun naik 80 persen dengan tingkat pendidikan SLTA ke bawah, 50 persen dari mereka berpenghasilan rendah, dan sebanyak 20 persen berkonsentrasi di RW kumuh," jelas Budi.
BACA JUGA:Peneliti BRIN Minta Maaf ke Muhammadiyah, Tak Semudah Itu Ferguso!
BACA JUGA:Arus Balik Lebaran Idul Fitri 1444 H, Tiket Kereta Api Masih Tersedia Banyak
Ia pun mengimbau agar pendatang baru bisa segera lapor RT/RW untuk didata. Selanjutnya Dasawisma secara pararel akan memberikan teguran kepada para pendatang.
"Nantinya Dasawisma secara paralel akan memberikan teguran kepada para pendatang untuk segera lapor keberadaannya untuk lapor RT/RW 1x24 jam. Karena Fungsi RT adalah pemeliharaan keamanan, ketertiban, dan kerukunan hidup antar warga dari kejahatan," ungkap Budi.(disway.id)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: