Museum Subkos Garuda Jadi Bukti, Lubuklinggau Kota Pahlawan

Museum Subkos Garuda Jadi Bukti, Lubuklinggau Kota Pahlawan

Museum Subkos Garuda-foto: agung perdana linggaupos.co.id-

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID - Kota Lubuklinggau bisa dikatakan salah satu Kota Pahlawan yang ada di Sumatera Selatan dan Indonesia.

Lubuklinggau pernah menjadi pusat komando Tentara Nasional Indonesia tertinggi di Sumatera Selatan yaitu Sub Komando Sumatera Selatan (Subkoss), pada masa revolusi fisik.

Sehingga kemudian didirikanlah pada 1986, Museum Subkoss Garuda Sriwijaya atas prakarsa dari Gubernur Sumatera Selatan pada masa itu, yaitu Sainan Sagiman. Peresmian museum diadakan pada tahun 1988.

Pada masa sekarang, Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya merupakan sebuah unit museum yang dikelola oleh UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. 

BACA JUGA:Simak Sejarah Filosofi dan Cara Membuat Rendang, Masakan Indonesia yang Mendunia

Museum ini dikategorikan sebagai museum khusus yang berkaitan dengan masa perjuangan revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan di Sumatera bagian Selatan dengan koleksi terhitung sampai dengan Juni 2021 sebanyak 91 buah, diantaranya arsip foto, dokumen-dokumen, senjata, dan sarana transportasi. 

Kemudian museum ini juga memiliki beberapa koleksi masterpiece, antara lain: Lokomotif Uap C3082, Mobil Jeep Willys ‘Tarzan’ peninggalan pahlawan nasional dr. AK. Gani, Landmine, Meriam Kecepek, Keris, Pedang dan Tombak.  

Museum ini terletak di Jalan Garuda Hitam No. 1-2 Kelurahan Pasar Permiri Kota Lubuklinggau dengan luas bangunan 1.700 m2. 

Museum ini difungsikan dan dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, H. Alamsyah Ratuprawiranegara pada 15 Januari 1988. 

BACA JUGA:Apa Sebabnya Surabaya Jadi Kota Pahlawan, Berikut Faktanya

Pada masa kolonial Hindia Belanda, gedung museum difungsikan sebagai rumah jabatan controleur pada pemerintahan Onder Afdeeling Moesi Oeloe dari tahun 1934-1942 berkedudukan di Lubuklinggau.

Memasuki era pendudukan Jepang, gedung ini dijadikan sebagai rumah jabatan Bunshu-tyo (Bupati) bernama Swada pada pemerintahan Bunshu Musi Kami Rawas dari tahun 1942-1945.

Wakil dari Bunshu-tyo Swada yaitu Bunshu-tyo Dairi bernama Raden Ahmad Abusamah. Ketika masa revolusi fisik kemerdekaan, gedung ini dijadikan sebagai markas militer Sub Komandemen Sumatera Selatan (Subkoss) dari bulan Juli 1947 hingga Desember 1948. 

Saat di Lubuklinggau, militer Subkoss ini dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon yang membawahi beberapa sub-sub teritorium antara lain: Sub Teritorium Palembang (STP), Sub Teritorium Djambi (STD), Sub Teritorium Lampung (STL), dan Sub Teritorium Bengkulu (STB). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: