REAL MENGGENDONG LA LIGA

REAL MENGGENDONG LA LIGA

Capaian Real, La Liga merupakan liga paling sukses di Liga Champions (19 gelar) dengan mengungguli Premier League (14 gelar) dan Serie A (12 gelar).-foto : twitter UEFA Nations League-

LINGGAUPOS.CO.ID – Tim dengan trofi juara terbanyak (14 kali), berstatus juara bertahan, dan memenangi empat dari enam final terakhir adalah bukti Real Madrid memang raja Liga Champions.

Berkat capaian Real, La Liga merupakan liga paling sukses di Liga Champions (19 gelar) dengan mengungguli Premier League (14 gelar) dan Serie A (12 gelar).

BACA JUGA:Ducati Sediakan Bonus, Jika Enea Bastianini Bantu Pecco Bagnaia?

Musim ini, La Liga kembali berharap kepada Los Merengues untuk bersaing memperebutkan Si Kuping Lebar –sebutan trofi juara Liga Champions. Sebab, memang hanya Real yang masih akan berkiprah dalam fase knockout (babak 16 besar). Meminjam istilah fans, Real benar-benar menggendong La Liga di Liga Champions musim ini.

Bagaimana tidak, tiga wakil La Liga lainnya –FC Barcelona, Atletico Madrid, dan Sevilla FC– tidak berhasil melewati fase grup. Yang paling mengenaskan tentu saja Barca. Juara lima kali Liga Champions itu mengulang kegagalan lolos ke fase knockout musim lalu alias secara back-to-back. 

BACA JUGA:Hasil NBA 2022 Hari Ini : Lakers dan Magic Terpuruk, Bucks Melejit

Yang menyebalkan, Barca selalu kalah bersaing dengan Bayern Munchen dalam kegagalan itu. Bahkan, sudah seperti momok. Empat kali bersua raksasa Bundesliga tersebut, Barca selalu kalah, kebobolan 11 gol, dan tidak bisa mencetak gol. Padahal, Barca sudah diperkuat mantan bomber Bayern Robert Lewandowski musim ini.

Kekalahan tiga gol tanpa balas di Camp Nou kemarin dini hari (27/10) WIB dibarengi dengan statistik tidak sekali pun pemain Barca mencatat tembakan ke arah gawang kiper cadangan Bayern Sven Ulreich.

BACA JUGA:Premier League 2022/2023 Pekan Ini : Peluang Untuk Menambah Poin Bagi Tim-tim Papan Atas

”Kami tidak berada dalam level (yang sama dengan, Red) Bayern. Kami memang berada dalam grup yang sulit (bersaing dengan Bayern dan Inter Milan, Red), tetapi kami memang tidak dalam level yang sama dengan mereka,” ungkap entrenador Barca Xavi Hernandez kepada Football Espana. 

Laga melawan Bayern dimainkan ketika Barca sudah dipastikan gagal lolos 16 besar lantaran Inter menang 4-0 atas Viktoria Plzen. Situasi yang sudah diantisipasi oleh Xavi sebelumnya. Artinya, Xavi sejatinya berharap Sergio Busquets dkk tetap tampil lepas dan bermain demi harga diri.

BACA JUGA:Liga Italia Serie A 2022/2023 : Ujian Konsistensi Napoli, Lecce Bakal Jadi Pelampiasan Juve

Pada kenyataannya, Barca tetap bertekuk lutut di hadapan Bayern. Barca Universal menulis, ada taktik Xavi yang membuat Barca punya titik lemah untuk dieksploitasi pemain Bayern. Yakni, keputusan memainkan bek kiri Marcos Alonso sebagai bek tengah. Ditambah performa bek tengah Barca lainnya, Jules Kounde, juga sedang tiga bagus. 

Padahal, masih ada Eric Garcia yang dalam kondisi fit. Lucunya, ketika Eric masuk pada menit ke-68, dia justru menggantikan Kounde dan Alonso tetap mengemban posisi bek tengah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: