Di Muratara Obat Sirup Masih Dijual, Begini Penjelasan Dinkes
Dinkes Muratara memasang spanduk yang berisi imbauan agar warga tidak gunakan obat sirup untuk anak.-Zulkarnain---
MURATARA, LINGGAUPOS.CO.ID - Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), secara resmi mengelurkan imbauan agar masyarakat untuk sementara tidak menggunakan obat sirup untuk anak.
Namun di sejumlah apotek maupun ritel modern, masih tetap memperjual belikan obat sirup anak yang diduga mengandung zat berbahaya.
Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Dr Arios melalui Sekertaris Dinkes Muratara Tasman menuturkan, mereka menggelar rapat dengan beberapa pihak seperti apoteker, IDI, IBI dan pihak pelaku industri ritel modern untuk membahas soal obat ikatan sirup yang terindikasi mengandung zat kimia berbahaya .
"Iya hari ini jadi rapat dengan sejumlah pihak tersebut, dan kami membahas agar untuk sementara ini penggunaan obat obatan sirup itu dihentikan dulu. Sampai adanya hasil penelitian yang dikeluarkan Kemenkes dan BPOM," katanya.
BACA JUGA:Soal 5 Obat Berbahaya, Dinkes Lubuklinggau Panggil Para Pihak
Tasman mengaku, sudah memasang sejumlah baliho berisikan imbauan ke masyarakat, jika anak anak mereka terkena sakit agar tidak menggunakan obat obatan sirup.
"Kita sarankan langsung membawa ke Puskesmas atau ke dokter anak. Jangan gunakan obat obtan sirup, bisa pakai alternatif lain seperti obat puyer atau lainnya," bebernya.
Dinkes Muratara terus melakukan monitoring, terhadap kasus ini. Mengingat saat ini banyak kecemasan di masyarakat terkait dampak penggunaan obat obatan sirup yang bisa menimbulkan dampak gagal ginjal.
"Informasinya AKI di wilayah Sumsel ini sudah ada yang muncul, tapi kami belum cek informasinya itu benar atau tidak dan itu di daerah mana," bebernya.
BACA JUGA:Ini Kiat yang Dilakukan Jika Anak Terlanjur Minum Obat yang Tercemar Etilen Glikol
Sementara itu, kecemasan di tengah masyarakat terkait dampak negatif penggunaan obat obatan sirup terhadap anak masih berlanjut. Karena, banyak masyarakat mengaku cukup shock jika obat obatan yang selama ini mereka anggap dapat membantu saat menangani anak yang sakit berubah menjadi racun pembunuh.
"Gilo nian ini cemanolah selamo ini kami pakai terus obat obatan sirup, apo lagi musim hujan anak anak sering demam. Dapat informasi itu, aku langsung buang galo stok obat obatan ke sungai," ujar Wita, warga Kecamatan Rupit.(sumeks.co)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: