Polisi Olah TKP Kekerasan Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Hasilnya Menjijikan

Polisi Olah TKP Kekerasan Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Hasilnya Menjijikan

Kloset di toilet yang ditunjukkan saat dilakukan olah TKP.--sumeks.co

BACA JUGA:Pelaku Perampokan di Jalinsum Musi Rawas Ditangkap, ini Orangnya

Para terduga pelaku kemudian membawa Arya ke sebuah pohon yang persis berada tidak jauh dari toilet dan pinggir danau. 

“Di lokasi perkemahan ada pohon dan seorang pelaku ada yang berteriak meminta ambilkan tali. Badan saya dililit tali di pohon dalam keadaan bugil dan ditonton oleh panitia perempuan sekitar 20 orang. Ada juga yang melarang melihat,” ungkap Arya lagi.

Lalu, Arya mengaku disuruh ke toilet lagi untuk mengenakan pakaian lagi. Ada jedah, dikasih minum sebelum turun hujan. 

Sekitar pukul 16.30 WIB, Arya menjelaskan, dia dibawa ke ruangan dekat tempat penyimpanan tas peserta. Arya disuruh duduk di atas tumpukan tas dan kemudian dinterogasi. 

BACA JUGA:Penuh Kontroversi, Max Verstappen Kunci Gelar Formula 1 2022 di GP Jepang

“Diinterogasi dan lagi-lagi kembali dianiaya secara bertubi-tubi oleh pelaku yang mengancam dengan golok tadi,” katanya. 

“Sekitar 40 menit hingga pukul 17.10 WIB. Terus dibawa lagi di dalam rumah seperti sudah disiapkan. Diinterogasi dan banyak pertanyaan,” bebernya. 

Terus dibawa lagi ke pinggir sebuah rumah. Lalu menerima ancaman lagi oleh senior akan dibenamkan dalam danau. 

“Hampir sekitar pukul 18.00 WIB saya dibawa lagi ke pohon dan dipukul menggunakan kayu seperti gagang sapu. Sambil diinterogasi, kepala saya dipukul hingga benjolan,” tambah Arya. 

BACA JUGA:Pemain dengan Kartu Merah Terbanyak, Ada yang Lebih 'Barbar' dari Sergio Ramos!

Lanjut dibawa ke Musala mulai dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. 

“Mata saya ditutup dengan tas mukenah dan disuruh buat video pernyataan klarfikasi. Tetapi rekamannya selalu salah karena teks terlalu panjang,” ujar Arya lagi. 

Saksi dari panitia kesehatan, sampai menangis saat melihat Arya dianiaya. 

“Melindungi wajah dengan tangan sampai jam tangan hancur. Oleh panitia kesehatan, saya dikasih obat penghilang nyeri sampai menunggu senior datang,” tambahnya lagi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumeks.co