Tugumuljo 1958 (6)
Oleh Hendy UP Pagi Sabtu 24 Agustus 1958 udara Tugumuljo sedemikian cerah Pun dalam semangat pengabdian nan melelahkan Sdr Abdurachman sebagai Kepala Djawatan Transmigrasi Tugumuljo siap menghadirkan dua tokoh lokal yang dikehendaki Pak Menteri Tobing secara agak mendadak Tokoh pertama adalah Pak Sastrosuwarno anggota DPRD Peralihan dari PNI Partai besutan Bung Karno ini di Musi Rawas memperoleh 3 kursi pada Pemilu 1955 yang lalu yang kelak pada 10 Januari 1973 memfusi menjadi Partai Demokrasi Indonesia PDI PDI hasil fusi ini berasal dari PNI Partai Murba IPKI Parkindo dan Partai Katholik Dan kelak pada 15 Februari 1999 dengan kisah tragisnya menjadi PDI Perjuangan nya Megawati Sukarnoputri Yang kedua adalah Sdr RS Soehoed Soewanto jururawat yang menjabat Pimpinan Balai Pengobatan Tugumulyo instalasi di bawah Dinas Kesehatan Rakyat Musi Rawas Kala itu Kadis nya dijabat oleh dr Med H Froewis Maka terjadilah diskusi hangat ketiga tokoh itu yakni Yang Mulia Menteri Tobing Yang Terhormat Anggota DPRD dan Yang Tersemangat Mantri Soehoed Rumah Mantri Soehoed hanya sepelemparan batu dari Kantor Djawatan Transmigrasi Demi dipanggil oleh Pak Menteri Tobing sungguh sangat bersemangat nan bergegas menyiapkan laporan rinci tentang kondisi dan kendala penyelenggaraan layanan kesehatan bagi warga di 21 desa dalam wilayah Tugumuljo Ibarat menahan beban menahun sungguh Ia ingin muntahkan beban PENDERITAAN RAKYAT TUGUMULYO kepada Tuan Menteri dengan sejuta harapan yang solutif bukan slogan pepesan kosong yang senantiasa diumbar di pasar obral Mula mula Pak Sastrosuwarno sebagai anggota DPRD memaparkan kondisi umum eks Kolonisasi Tugumulyo keterbatasan insfrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan khususnya menuju Lubuklinggau jaringan irigasi serta sarana pertanian dan kesehatan Secara bijak Pak Menteri menanggapi semua keluhan dari wakil masyarakat dan dicatat rapi oleh staf ahli yang mendampinginya Lalu diteruskan oleh Mantri Soehoed tentang kondisi detail bidang kesehatan dan keterbatasan pelayanan bagi warga Sedemikian lengkap runut dan detailnya laporannya sehingga Sang Menteri terkesima dan lantas meminta arsip laporan kesehatan tahun terakhir 1957 berikut catatan kekurangan sarana pengobatan penting seperti gunting dan tali pusar dan yang lainnya untuk membantu para bidan beranak yang telah dilatih Besarnya perhatian Sang Menteri Tobing terhadap bidang kesehatan dan kepiawaian sosok Mantri Soehoed dalam menuturkan laporan agaknya membuat Sang Menteri kagum Mungkin juga ada kaitannya dengan bidang yang pernah ia digeluti Sebagai seorang dokter alumni STOVIA yang pernah mengabdi di CBZ Batavia merasa prihatin dan berempatik atas kondisi ini dan secara kebetulan Mantri Soehoed adalah alumni CBZ Surabaya dan pernah bekerja di CBZ Batavia yang kelak menjadi RSCM Jakarta RS Soehoed Soewanto adalah sosok jururawat yang telaten dan profesional sangat mengedepankan aspek kemanusian dalam melayani warga Beliau lahir di Magetan Jatim pada 11 Oktober 1913 Pasca tamat CBZ Surabaya 1935 berdinas di almamaternya setahun lalu ditugaskan di Tasikmalalaya 1936 Pada tahun 1937 bekerja di CBZ Batavia RSCM Jakarta dan tahun berikutnya ditugaskan di Pagaralam Sumatera Selatan Dua tahun kemudian 1939 dimutasikan ke Balai Pengobatan Kolonisasi Toegoemoeljo Pada jaman Jepang tergabung dalam Laskar Gerilya 45 sebagai Ketua BPRI Barisan Pelopor Republik Indonesia Lalu menjadi Ketua Pemuda Napindo dan Ketua II PNI Tugumulyo Dan pada 1939 beliaulah tokoh pertama yang mendirikan Klub Sepakbola dan Bulutangkis di Kolonisasi Tugumulyo Beliau wafat di Tugumulyo pada Kamis Pon 4 Januari 1996 atau 12 Syaban 1416 Hijriyah Bersambung Muarabeliti 25 Januari 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: