Honeymoon Sebentar (11)

Honeymoon Sebentar (11)

Oleh Purwadi SP M Si Review Buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan Vs Goenawan Mohamad Buku 2 GEBUK Angkat dan gebuk lagi Begitulah cara Bos DIS mendorong kemajuan di Persebaya Baik manajemen maupun para pemainnya Rupanya konsep meng gebuki Persebaya menurut Bos DIS sudah tidak cocok Konsep pemberitaan seperti itu tidak bisa membangkitkan semangat pemainnya Baca Juga Gebuki Persebaya 10 Bos DIS mencari cara lain Dan ketemu Persebaya harus diwongkan JP merubah pola pemberitaan dengan mengangkat Persebaya Menghargai pemain Memanjakannya Dan bekerjasama dengan suporternya Bonek Ketika saya diundang ke Eropa London Inggris Saya mengajukan agar diberi waktu untuk mengunjungi markas dapurnya Chelsea FC ujar Bos DIS cerita di Podcast bersama Wisnu Nugroho kompas com Setelah belanja ide di markas Chelsea Bos DIS sepulangnya dari Inggris langsung rapat Mantan Menteri BUMN era Presiden SBY ini memaparkan idenya Intinya JP tidak bisa lagi memakai pola menulis berita miring menggebuki Persebaya Ya kita buatkan syal kostum Bonek Kita buat berita menarik Pokoknya kita angkat Persebaya Dan berhasil papar Bos DIS Sampai sampai pembaca baik bonek maupun masyarakat umum berseloroh Moso segitune Jawa Pos kata Bos DIS maksudnya hal remeh temeh oleh JP jadi sesuatu yang memanjakan Persebaya Persebaya berdiri sejak Tahun 1927 Tepatnya 18 Juni 1927 Namanya berbahasa Belanda Soerabajasche Indonesische Voetbol Bond SIVB Persebaya pernah berubah menjadi Persebaya 1927 Akibat dari konflik dualisme Persebaya Surabaya Yang terjadi tahun 2010 sampai beberapa tahun kemudian Hingga menyebabkan keanggotaan Persebaya di PSSI dibekukan Dualisme berakhir ketika pengadilan memenangkan manajemen PT Persebaya Indonesia PI PT PI berhak menggunakan nama dan logo Persebaya pada tahun 2015 Dan lagi lagi Bonek yang ikut mempertahankan siapapun yang akan mengobok obok Persebaya lagi Sejarah panjang hubungan Persebaya dengan Jawa Pos sungguh luar biasa warga Surabaya saksinya Karyawan JP pun semua tahu Pokoknya tiada hari tanpa Persebaya di halaman koran Jawa Pos Awalnya digebuki Kemudian diangkat Puncaknya Jawa Pos melalui PT Jawa Pos Sportainment JPS membeli 70 saham Persebaya Sehingga Jawa Pos menjadi pemegang saham mayoritas Sisanya 30 saham dikuasi Koperasi Surabaya Abadi Anggota koperasi ini adalah klub sepak bola amatiran di Surabaya PT Persebaya Indonesia selaku manajemen Persebaya beralamatkan Jl Karanggayam No 1 Surabaya Mendapat pengesahan dari Depkumham dulu Depkumdang 31 Agustus 2009 Nomor Aktanya 24 tertanggal 16 Juli 2009 Di buku Konflik Jawa Pos buku 2 Jumlah modal dasar saham 1000 lembar Harga per lembarnya Rp 500 000 Jadi total modalnya dasarnya senilai Rp 500 juta Namun jumlah modal disetor Rp 250 juta dengan jumlah saham 500 lembar Komisaris Utama dipegang oleh H Saleh Mukadar Sekaligus pemegang saham mayoritas 275 lembar saham Dengan nilai Rp 137 5 juta Saleh adalah seorang politikus dari PDIP Komisaris diisi oleh Jamhadi dan Drs Suprastowo seorang birokrat di Pemkot Surabaya Sedangkan jabatan Direktur Utama dipegang oleh Chalid Bin Abdul Gawi Garamah Chalid menguasai 125 lembar saham dengan nilai Rp 62 5 juta Sisanya 100 lembar saham dimiliki Koperasi Surabaya Abadi senilai Rp 50 juta PT PI menunjuk tiga orang Direktur Yakni Samsudin Warnangan Helly Soejanto Leimena dan H Ismail Dalam perjalanan kepemilikan Persebaya berubah Jawa Pos melalui Azrul Ananda dan Abahnya Dahlan Iskan membeli saham Persebaya Jawa Pos melunasi tanggungan manajemen Persebaya plus minus Rp 7 5 M Jadilah Jawa Pos pemilik Persebaya dengan saham mayoritas 70 Modal dasar saham 40 juta lembar per lembar saham bernilai Rp 1000 Namun modal saham yang ditempatkan berjumlah 10 715 000 lembar dengan harga Rp 1000 per lembar saham Atau senilai Rp 10 715 M uang yang disetorkan Itu disahkan dalam rapat pemegang saham 3 Maret 2017 Azrul dan abahnya menguasai Persebaya lewat PT Jawa Pos Sportainment Dengan jamlah 7 500 000 lembar saham per saham Rp 1 000 Sehingga Jawa Pos pemilik saham mayoritas senilai Rp 7 5 M atau 70 saham PT Persebaya Indonesia Sedangkan sisa saham 3 125 000 lembar dimiliki Koperasi Surabaya Abadi dengan nilai uang Rp 3 125 M Seiring dengan itu Susunan pengurus PT PI berubah total Mayoritas orang Jawa Pos yang mengisinya Komisaris Utama dijabat Maesa Samola putra Eric Samola yang mentor bisnis Bos DIS itu Sementara jabatan komisaris diisi dua orang Pertama Masany Gultom orang kepercayaan Azrul Ananda Masany memulai karirnya di DetEksi binaan Azrul Komisaris kedua dijabat Maurits Benhard Pangkey Sedangkan Azrul sendiri menjabat Direktur Utama Jabatan 5 direktur 4 diantaranya dikuasai orang Jawa Pos Mereka adalah Andreas Didi Sudijono Candra Wahyudi Puji Agus Santoso dan Lusia Cicilia Agan Satu satunya pengurus Persebaya yang menjadi direktur adalah M Saleh Hanafiah Program mengelus Persebaya ala Bos DIS bertambah gencar Halaman Sportainment penuh dengan Persebaya Bahkan ada liputan khusus Sesuai perintah Azrul Ananda yang juga Direktur Utama Jawa Pos Koran Sering juga berita Persebaya menghiasi halaman 1 Jawa Pos Namun masa honeymoon itu berlangsung sebentar Delapan bulan kemudian 24 Nopember 2017 terjadi RUPS Luar Biasa Yang kita tahu hasilnya pencopotan atau memaksa mundur Azrul Ananda dari kursi Dirut JP Koran Azrul mundur karena merasa tidak suka masuknya Hidayat Jati putra Goenawan Mohamad di jajaran direksi JP Holding Dan puncaknya tujuh bulan kemudian Juni 2018 gantian Bos DIS yang lengser dari jabatan Chairman JP Duet abah dan anak ini sebagai operasional pengendali JP tamat lah sudah Kini Azrul tidak menjabat apa pun di JP Ditawari jadi komisaris pun Azrul tidak mau menggantikan Abahnya yang punya saham 10 20 Inilah awal pasang surut hubungan Persebaya dengan Jawa Pos Pasca Azrul tidak lagi di JP Dan status Persebaya menjadi milik pribadi keluarga Bos DIS hubungan JP dan Persebaya memanas Rubrik Sportainment pun tak lagi berita bagus Persebaya Kalau pun ada beritanya miring sekali bersambung Penulis adalah jurnalis sekarang menjabat General Manager OKU Timur Pos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: