Kacang Lupa Kulitnya (12)

Kacang Lupa Kulitnya (12)

Oleh Purwadi SP M Si Review Buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan Vs Goenawan Mohamad Buku 2 AZRUL ANANDA Aza marah benaran terhadap Jawa Pos Pasca ia keluar dari manajemen JP Koran berita Persebaya hilang dari halaman Sportainment JP Kalaupun ada beritanya selalu miring Bukannya berita seputar Persebaya saja yang raib Termasuk berita soal cycling bersepeda lari marathon dan liga basket antar pelajar DBL juga turut hilang Pokoknya semua program Aza terkait olahraga dipangkas habis oleh manajemen baru JP Koran BACA JUGA Honeymoon Sebentar 11 Padahal ketika Aza masih di JP setidaknya 4 halaman berita Sportainment berisi bola Persebaya Mulai dari jadwal pertandingan sosok pemain dan segala pernak perniknya Bahkan kru kompartemen olahraga acap kali kehabisan ide untuk materi mengisi halaman Persebaya Akhirnya ya berputar di situ situ saja Karena kehabisan ide tulis Mas Bahari yang mengutip sumber temannya di redaksi Jawa Pos Kata Mas Bahari isi rubrik Sportainment dulu halaman olahraga menyesuaikan dengan hobinya Aza Jika Aza yang jebolan S1 Amerika ini sedang gandrung sepedaan Ya isi halaman seputar sepeda baik nasional maupun internasional Wajib Apalagi ada lomba cycling maka kompartemen olahraga wajib memuatnya Kalau tidak jelas Aza akan mengamuk Sedang dimuat saja tapi ada kesalahan penulisan Aza marah Apalagi tidak diterbitkan sama sekali Sudah bisa dipastikan Aza mengamuk Kini Aza tidak bisa ngamuk lagi Hanya bisa nahan emosi saja Juga Gerem Semua karyanya sewaktu di JP dihilangkan Padahal rubrik itu secara tidak langsung merupakan upaya mendongkrak readership Jawa Pos Terutama komunitas sepedaan Atau basket Atau lari marathon Tidak hanya rubrik yang hilang Segala asesoris yang punya hubungan dengan Aza ikut digusur Pajangan sepeda mahal ratusan juta di dinding ruang anak muda DetEksi juga lenyap Itu sepeda original buatan luar negeri Pakaian atlet dunia ternama pula Saya kira bukan manajemen baru JP yang melenyapkannya Aza sendiri yang membawanya pergi karena dia tidak lagi menguasai JP Termasuk foto fuzle Bos DIS berukuran cukup besar juga tidak lagi terpampang di ruang tunggu tamu JP Kembali ke soal Persebaya Seringnya JP menerbitkan tulisan yang merugikan manajemen Persebaya melayangkan Somasi ke JP Setidaknya empat bulan manajemen Persebaya mengamati berita JP Selama itu pula isinya kritik dan kritikan Termasuk Aza tidak lepas dari kritikan Somasi Kejengkelan Persebaya memuncak Buntutnya manajemen Persebaya mensomasi JP Dan JP pun kelimpungan Somasi ini berbuah hasil Pimred JP Abdul Rokhim meminta bertemu manajemen Persebaya untuk diskusi Bertemulah mereka Nanang Priyanto tangan kanan Aza mewakili Persebaya Sementara dari JP langsung Pimrednya Abdul Rokhim yang turun tangan Hasilnya mereka bersepakat Nanang Priyanto yang waktu di JP menjabat Wakil Pimred meminta agar dua redaktur Ham dan Nur kompartemen olahraga sportainment diganti Ditengarai kedua orang inilah menjadi biang keroknya Nanang tahu betul kualitas kedua orang itu Karena mereka pernah menjadi anak buah Nanang di kompartemen olahraga Keduanya juga adalah orang dekat alias pendukung Aza Mereka ini ingin cari selamat Atau minta diakui bahwa mereka bekerja Atau minta pujian dari manajemen baru JP ujar salah seorang wartawan JP ke Mas Bahari Yang ngomong ini dulu termasuk orang tersingkirkan ketika Aza masih di JP Orang yang tersingkirkan alias tidak dipakai di era Aza ini justeru menunjukkan sikap biasa biasa saja Mereka mengambil posisi profesional saja Kita bingung Kok orang yang tadinya pendukung Mas Azrul sekarang malah berbalik menyerang timpal sumber ini lagi Pertemuan Nanang dan Abdul Rokhim meredakan ketegangan sebentar Mereka bersepakat dan saling memaklumi Asalkan Rokhim mengganti dua redaktur Nakal tadi Tidak mungkin rasanya Ham dan Nur berani menguliti Persebaya tanpa ada perserujuan atasannya Sudah barang tentu ada aktor intelektualnya yang bermain He he seperti film laga saja Ceraikan JP Gerah dengan ulah manajemen baru JP Khususnya ulah segelintir orang di redaksi JP Aza memutuskan hubungan dengan JP Aza merangkul Harian Surya Surabaya sebagai media patner untuk pemberitaan Persebaya Keputusan Aza ini mendapat sorotan dari senior JP Mereka menyayangkan langkah Aza menggandeng Harian Surya yang bukan grup JP Seharusnya jangan begitu Kalau tidak senang dengan JP Kenapa tidak grup JP lainnya Ada Radar Surabaya atau Memorandum yang segrup dengan JP ujar Senior JP ini Seharusnya sambung sumber itu Aza mempertimbangkan sejarah panjang hubungan JP dengan Persebaya selama ini Jangan hanya mengedepankan emosi sesaat Hubungan Persebaya dan JP seperti yang saya tulis sebelumnya punya historis yang panjang Sejak awal perkembangan JP pasca PT Grafiti Pers membelinya dari The Cung Shen Jawa Pos sudah mengeksploitasi Persebaya sebagai objek berita Bahkan Bos DIS pun pernah ikut membenahi manajemen Persebaya Tercabik cabik Sekarang hubungan tersebut tercabik cabik hanya karena ego masing masing Akibat nila setitik rusak lah susu Persebaya Eh susu sebelanga Karena perbuatan oknum di redaksi JP manajemen Persebaya enggan lagi kerjasama pemberitaan dengan JP Seyogyanya Hubungan JP dan Persebaya harus tetap dipertahankan Meski Aza tidak lagi sebagai Direktur Utama JP Koran Toh Abahnya Dahlan Iskan walau bukan lagi Chairman JP tapi masih sebagai pemilik saham JP sebesar 10 20 Paling tidak Bos DIS memiliki suara di JP Holding Induk dari JP Koran Kenyataannya Manajemen baru JP Koran seakan tidak menaruh rasa ewu pakewu dan hormat lagi dengan Bos DIS Jangankan soal berita Persebaya Dalam proses pembelian Persebaya dan brand DBL pun DetEksi Developmental Basketball League mereka sangat keras Bos DIS hanya diberi waktu beberapa hari saja Untuk melunasi uang operasional Persebaya selama ikut kompetisi liga dan biaya pembelian brand DBL Janji pemotongan 50 dari nilai Rp33 M juga tidak dipenuhi manajemen JP Holding Bos DIS hanya mendapatkan potongan Rp5 M saja Sehingga Bos DIS harus merogo kocek Rp28 M Itu pun harus segera dibayarkan awal 2018 Sementara kesepakatan pemindahan kepemilikan Persebaya dan DBL dari JP ke Bos DIS berlangsung akhir Desember 2017 Untung Pak Zainal Muttaqin sigap Beliau pontang panting mengumpulkan uang tunai untuk melunasinya tulis Mas Bahari yang mendapatkan keterangan dari orang kepercayaan Bos DIS Zainal Muttaqin Zam memang orang kepercayaan dan loyalis Bos DIS Pasca Bos DIS dilengserkan dari Chairman JP Zam pun mundur dari Direktur JP Holding Zam memilih gabung ke Bos DIS dan mengurus beberapa perusahaan Bos DIS Mengenai sumber uang untuk membayar Persebaya dan DBL simpang siur Menurut sumber Mas Bahari Bos DIS terpaksa menjual salah satu gedung kantornya di Jawa Tengah Bekas kantor Majalah Oposisi Gugat Tetapi tidak demikian menurut Yamin Hamid eks bagian Legal JP yang kini ikut mengurus perusahaan Bos DIS Uang Rp28 M itu kata Yamin Hamid adalah murni uang pribadi Bos DIS Saya sendiri yang menstransfer uangnya kok aku Yamin Hamid Kembali Tegang Baru beberapa saat hubungan JP dan manajemen Persebaya akan melunak kini kembali tegang Bahkan sampai sekarang pun belum berakhir Itu lantaran JP menurunkan berita investigasi dugaan pengaturan skor pertandingan Match Fixing Persebaya Vs Kalteng Putra JP menerbitkan berita dugaan pengaturan skor oleh mafiah bola yang melibatkan petinggi Persebaya Saat bertanding menjamu Kalteng Putra 12 Oktober 2017 di Stadion Bung Tomo Surabaya Persebaya sengaja mengalah 0 1 Saat menjamu tim Laskar Isen Mulang Pantang Menyerah Enggang Borneo ini Aza masih di JP Atau 1 bulan lebih menjelang RUPS Luar Biasa 24 Nopember 2017 Yang memaksa Aza mundur dari Direktur Utama JP Koran Aza kurang sreg masuknya Hidayat Jati putra Goenawan Mohamad di jajaran Direksi JP Holding Dengan keluarnya Aza dari manajemen JP inilah awak redaksi memangkas pemberitaan terkait Persebaya Bak kacang lupa kulitnya Orang orang yang tadinya asuhan Aza kini berani melawan Bahkan nekat menguliti Aza Termasuklah menerbitkan berita dugaan pengaturan skor pertandingan antara Persebaya Vs Kalteng Putra Awak redaksi dibawah komando Abdul Rokhim mempermalukan manajemen Persebaya Dikatakan Persebaya menerima imbalan uang ratusan juta dari Kalteng Putra Demi membantu Enggang Borneo lolos ke babak selanjutnya Dan bagi Persebaya tetap lolos ke babak 8 besar dengan posisi runner up grup Sudah Diperingatkan Sebelum berita investigasi JP itu terbit 6 Januari 2019 Nanang sempat mengingatkan Abdul Rokhim Nanang menemui Rokhim selaku Pimred dan menjelaskan mengenai dampaknya jika berita itu terbit Bagi manajemen Persebaya sangat merugikan nama baik mereka Belum lagi tekanan dari Bonek sebutan supporter tim Persebaya yang berjuluk green force Nanang minta agar berita itu tidak diterbitkan Jika tidak ada bukti pendukung seperti rekaman video pertemuan petinggi pengurus Persebaya dan Kalteng Putra JP menerbitkan berita itu hanya berdasarkan keterangan sumbernya Tiga orang saksi yang melihat ada Vigit Waluyo dan Cholid Goromah di lobi hotel Vasa Jl Mayjend HR Muhammad Surabaya Hotel Vasa merupakan base camp official dan pemain Kalteng Putra Vigit mengakui bahwa sudah berkomunikasi dengan manajer Perswbaya Chairul Basalamah ujar sumber Jawa Pos seperti ditulis Mas Bahari di bukunya Namun Cholid membantah semuanya Bahkan dia mengaku tidak mengetahui nama Vasa Hotel Tidak ada itu Saya tidak pernah ke Vasa Hotel Saya juga tidak tahu dimana itu Vasa Hotel bantah Cholid Sementara Chairul Basalamah manajer Persebaya tidak bisa dikonfirmasi oleh JP Ketika mengangkat telpon JP ia berjanji akan menelpon balik Walau ditunggu tunggu Chairul tidak juga menelpon balik Begitulah sepenggal inti cerita berita investigasi JP Soal skandal dugaan pengaturan pertandingan match fixing Persebaya mengalah 0 1 terhadap Kalteng Putra Keduanya berada di Grup C dan Persebaya lagi berjuang menuju Liga 1 Lapor Polisi Dampak berita itu manajemen Persebaya melaporkan JP ke Polresta Surabaya Dengan tuduhan pencemaran nama baik Konon Persebaya juga merasa rugi karena manajamen sedang melobi Kopi Kapal Api untuk sponsor Itu juga yang mendorong Nanang Priyanto Cs selaku perwakilan Persebaya melapor polisi Yang melapor Persebaya secara kelembagaan dan dua orang secara pribadi Cholid Gomorah dan Chairul Basalamah selaku manajer Persebaya Namun pihak kepolisian meski menerima laporan tersebut tetap mengarahkan kasus ini ke Dewan Pers Soalnya hal itu berkaitan kasus pemberitaan Ranahnya Dewan Pers Merujuk UU No 40 1999 tentang Pers Nanang dan kawan kawan sudah mengetahui itu Wong Nanang mantan wapimred JP Namun itu adalah bentuk kekecewaan yang mendalam kepada JP Ketika proses mediasi di Dewan Pers keduanya bergantian datang ke Dewan Pers Manajemen Persebaya diwakili Nanang Priyanto Cs Sedangkan redaksi JP oleh perwakilan di Jakarta Saat mediasi pihak Persebaya tidak mau bertemu perwakilan JP Untuk duduk satu meja Soalnya kata Nanang sebelum terbit mereka sudah memperingatkan redaksi JP melalui Pimrednya langsung Abdul Rokhim Setelah melalui pembahasan di Dewan Pers akhirnya JP kalah Berita investigasi JP soal dugaan pengaturan skor itu lemah Karena tidak ada bukti primer pendukung seperti rekaman video pertemuan Atau foto pertemuan Ajukan 3 Tuntutan Dewan Pers pun menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Persebaya Termasuk melanjutkan kasus ininke jalur pidana Namun Persebaya tidak memperpanjang laporan di kepolisian meski laporan di Polresta Surabaya juga belum dicabut Manajemen Persebaya mengajukan 3 tuntutan Pertama meminta pihak JP memecat Abdul Rokhim selaku Pimred Jawa Pos dan dua orang redaktur olahraga Ham dan Nur Ketiganya dianggap yang paling bertanggungjawab terhadap berita investigasi match fixing itu Kedua JP harus meminta maaf kepada Persebaya Bukan klarifikasi berita Permintaan maaf harus dimuat di halaman depan dimana JP menerbitkan foto A Serta permintaan maaf juga harus dimuat sehalaman penuh di halaman sportainment Dan ketiga Persebaya meminta ganti rugi Rp500 juta kepada manajemen JP Karena akibat pemberitaan yang tidak akurat tersebut telah merugikan nama baik Persebaya Belum lagi dampak psikologis lainnya yang tidak bisa dinilai dengan materi Tuntutan disampaikan lewat Dewan Pers Tetapi selang beberapa waktu kemudian Dewan Pers menyurati Persebaya Intinya Dewan Pers tidak sanggup lagi alias angkat tangan Dewan Pers mengaku kesulitan untuk memediasi kedua belah pihak Dan Dewan Pers mempersilakan kepada Persebaya untuk menempuh jalur lainnya Sayangnya Mas Bahari tidak menulis penyelesaian akhir masalah ini Yang ada manajemen JP hanya menggeser posisi Ham dan Nur Bukan memecatnya Sedangkan petinggi lainnya seperti Pimred Abdul Rokhim tidak mendapat sanksi apa apa Secara keredaksian Pimredlah yang bertanggungjawab penuh terhadap isi koran Nyatanya Rokhim hingga sekarang masih tenang tenang saja Ada apa Tanyakan kepada rumput yang bergoyang Ha ha ha ha bersambung Penulis adalah jurnalis sekarang menjabag General Manager OKU Timur Pos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: