Bencana Banjir Bandang dan Longsor 3 Provinsi di Sumatera: Momentum Introspeksi dan Perubahan

Senin 22-12-2025,21:58 WIB
Reporter : Endang Kusmadi
Editor : Endang Kusmadi

Oleh: Neno Raffi Rapendo *)

Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera sejak25 November 2025 terus menunjukkan dampak yang sangat memilukan. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru pada Jumat, 5 Desember 2025 pukul 06.00 WIB, bahwa korban meninggal dunia telah mencapai 836 orang.

Bahkan 509 orang lainnya masih dinyatakan hilang, serta 2.700 warga mengalami luka-luka berat dan ringan. 

BACA JUGA:Viral, Nenek Tak Bisa Beli Roti Karena Gerai Tolak Pembayaran Tunai, Menciptakan Ketimpangan Sosial

Korban jiwa dan kerugian materi terpusat di tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

Aceh menjadi wilayah dengan angka kematian tertinggi, mencatat 325 korban meninggal dunia, disusul Sumatera Utara dengan 311 jiwa dan Sumatera Barat sebanyak 200 jiwa. 

Menurut laporan BNPB, sebanyak 10.500 unit rumah warga di 51 kabupaten/kota terdampak rusak berat hingga ringan akibat luapan air dan material longsor. 

Kondisi ini memaksa ribuan keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman, termasuk tenda darurat, sekolah, dan rumah ibadah yang masih berdiri. 

BACA JUGA:Perpustakaan Digital: Sumber Pengetahuan Bagi Orang Tua dalam Mendukung Literasi Anak Muda

Tidak hanya permukiman, bencana ini juga merusak ratusan fasilitas umum. Tercatat 536 infrastruktur vital terdampak, dengan rincian 25 fasilitas kesehatan, 185 rumah ibadah, 115 gedung pemerintahan dan perkantoran, serta 295 jembatan yang rusak atau putus total. 

Sektor pendidikan menjadi salah satu yang paling terpukul. Sedikitnya 326 sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya mengalami kerusakan parah, sehingga proses belajar-mengajar di banyak wilayah terhenti total hingga waktu yang belum dapat ditentukan. 

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, serta relawan untuk melakukan evakuasi, pendataan, dan penyaluran bantuan darurat. Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan nyawa, memberikan perawatan kepada korban luka, serta memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi,” ujar Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dalam keterangan resminya. 

Pemerintah bersama berbagai pihak terus mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana untuk tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan segera mengungsi bila ada tanda-tanda bahaya baru. 

BACA JUGA:Korban Bencana Sumatera Viral Gunakan Gelondongan Kayu yang Terseret Banjir, Tak Bisa Dibiarkan

Kategori :