“Semakin sore semakin menghawatirkan. Bibirnya membiru dan kulitnya pucat.Akhirnya saya berinisiatif membawanya ke Puskemas. Rupanya sudah ramai di sini,” beber dia.
Anaknya langsung diinfus dan kondisinya mulai membaik. Sekitar pukul 23.00 WIB sudah boleh pulang dan dirawat di rumah. “Tapi ini masih lemas dan terbaring di kasur,"imbuhnya.
Kepala SMPN 1 Pedamaran, Lindawati menyebut, sudah seminggu terakhir sekolahnya mendapat MBG.
Tapi baru Selasa sore pihaknya mendapatkan informasi ada anak-anak yang mengalami mencret dan muntah-muntah serta dilarikan ke Puskesmas Pedamaran.
BACA JUGA:Dari Wilayah Kepulauan, UMKM Ini Berhasil Jadi Pemasok Program MBG dengan Dukungan Pembiayaan BRI
“Kalau dari sekolah kami ada sekitar 50 siswa yang mengalami dugaan keracunan," imbuhnya.
Pihaknya menunggu penjelasan pihak katering yang menyediakan menu MBG itu.
Kepala SDN 5 Pedamaran, Ermilaini mengungkapkan, pihaknya sudah pernah complain kepada penyedia MBG tersebut.
Sebab, pernah telur yang dibagikan kurang masak, sayurnya basi. “Tapi masih saja ini terjadi. Anak-anak dibagikan MBG pukul 12.00 WIB, baru disantap pukul 15.00 WIB,"tandasnya.
Camat Pedamaran, Yus Nursal mengungkapkan, kemarin pagi dia kembali mengecek ke Puskesmas Pedamaran.
"Alhamdulillah dari 18 pelajar yang mengalami lemas Selasa malam, tinggal 8 yang dirawat," ujarnya.
Kapolsek Pedamaran, Iptu Indra Gunawan mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan. Bahkan Kadinkes OKI, H Iwan Setiawan langsung turun ke lapangan mendatangi tempat katering yang menyediakan MBG tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, H Asmar Wijaya langsung turun ke lapangan mengecek kondisi para korban.
Asmar selaku penasihat program MBG OKI minta, ke depan menu MBG yang disalurkan kepada para pelajar harus diawasi dengan baik.