Emak-emak FB Pro Kembali Tersenyum, Nilai Tukar Dollar di Google Tidak Sebenarnya

Minggu 02-02-2025,09:13 WIB
Reporter : Endang Kusmadi
Editor : Endang Kusmadi

Kedua, berikan insentif bagi eksportir. Pemerintah dapat memberikan insentif dalam bentuk subsidi atau pengurangan pajak bagi eksportir karet dan sawit agar mereka dapat tetap kompetitif di pasar global.

BACA JUGA:Mau Kuliah Gratis dan Dapat Uang Saku, Ini Profil dan Program Studi di Universitas Pertahanan RI

“Insentif ini dapat berupa bantuan langsung atau pengurangan biaya logistik dan distribusi,” tambahnya.

Cara ketiga, peningkatan hilirisasi produk. Mendorong industri hilir yang mengolah bahan mentah menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi dapat menjadi solusi jangka panjang.

“Dengan adanya industri pengolahan dalam negeri, Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk turunan yang memiliki daya saing lebih tinggi dan lebih stabil terhadap fluktuasi nilai tukar,”sebutnya 

Keempat,  penguatan peran lembaga keuangan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk menyediakan skema kredit dengan bunga rendah bagi petani dan eksportir.

BACA JUGA:Pencuri 2 Unit AC RSUD Muara Beliti Musi Rawas Menyerah, Terlibat 2 Kasus Kejahatan

“Hal ini dapat membantu mereka tetap bertahan meskipun nilai tukar sedang menguat dan harga jual menurun,” kata Suhel.

Kelima, menjaga stabilitas nilai tukar. Bank Indonesia dapat mengambil langkah-langkah intervensi yang bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

Dengan mengendalikan volatilitas rupiah, ketidakpastian bagi para eksportir dan pelaku industri dapat diminimalkan.

Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI 

Kategori :