Emak-emak FB Pro Kembali Tersenyum, Nilai Tukar Dollar di Google Tidak Sebenarnya

Minggu 02-02-2025,09:13 WIB
Reporter : Endang Kusmadi
Editor : Endang Kusmadi

Untuk itu, manajemen Google sudah menghubungi penyedia data agar mereka memperbaiki kesalahan itu secepat mungkin.

Berdampak ke Perekonomian

Terpisah Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Jurusan Ekonomi Pembangunan, Dr Suhel SE MSi, mengatakan, seandainya informasi di Google Search itu benar, maka jelas akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

BACA JUGA:Harga BBM Naik, Mulai Februari 2025, Cek Berikut Daftar Harganya

Terutama terhadap ekspor komoditas unggulan seperti karet dan kelapa sawit. 

Sebagai negara penghasil utama kedua komoditas ini, perubahan nilai tukar dapat mempengaruhi harga jual di pasar internasional dan pendapatan para petani serta eksportir.

Ada pun dampak yang mungkin terjadi yakni, pertama penurunan daya saing ekspor. Jika rupiah menguat, berarti harga produk Indonesia dalam mata uang asing menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.

“Hal ini akan mengurangi daya saing produk ekspor, termasuk karet dan sawit di pasar global. Para importir yang biasa membeli dari Indonesia mungkin akan beralih ke negara lain yang menawarkan harga lebih kompetitif,” terangnya dikutip dari sumateraekspres.id. 

BACA JUGA:Lowongan Kerja Terbaru di Astra Motor Sukarami KM 6 Palembang

Dampak kedua, penurunan pendapatan petani dan eksportir. Dengan berkurangnya permintaan dari pasar internasional akibat harga yang lebih mahal, pendapatan petani dan eksportir karet serta sawit bisa mengalami penurunan. 

“Ketika nilai tukar rupiah lebih tinggi, pendapatan dalam dolar yang diterima eksportir menjadi lebih kecil ketika dikonversi ke rupiah, sehingga mereka mengalami tekanan dalam biaya operasional,” ungkap Suhel.

Ketiga, dampak pada harga domestik. Meskipun jika rupiah menguat dapat mengurangi biaya impor bahan baku dan peralatan produksi, tapi efek ini tidak selalu dirasakan secara langsung oleh petani.

“Justru, dengan harga ekspor yang menurun, harga jual komoditas di dalam negeri juga bisa turun, menyebabkan tekanan tambahan bagi para petani yang bergantung pada harga internasional,” jelasnya. 

BACA JUGA:Pulang Kerja, Pengendara Motor Dikejar Gajah di Jalur Musi Rawas – PALI

Lebih jauh dijelaskan, solusi dan kebijakan yang dapat diterapkan pemerintah jika benar itu terjadi, pertama, melakukan diversifikasi pasar ekspor.

Menurut Suhel, pemerintah perlu mendorong diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu. 

“Dengan membuka lebih banyak akses ke negara-negara dengan permintaan tinggi, seperti India dan Tiongkok, Indonesia dapat tetap menjaga stabilitas ekspor meskipun ada fluktuasi nilai tukar,” bebernya. 

Kategori :