LINGGAUPOS.CO.ID - Timnas Indonesia harus kembali menerima hasil imbang saat menghadapi Bahrain dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Laga tersebut berakhir dengan skor 2-2, yang meninggalkan kekecewaan mendalam bagi skuad Garuda.
Pertandingan yang berlangsung di kandang Bahrain ini merupakan bagian dari ronde ketiga grup C kualifikasi.
Sebelumnya, tim asuhan Shin Tae-yong juga mencatatkan dua hasil imbang dalam laga melawan Arab Saudi dan Australia.
BACA JUGA:HP Nokia 8 Pro Punya Desain Premium dan Performa Tangguh, Ini Speknya
Pada matchday pertama, Timnas Indonesia bermain imbang 1-1 melawan Arab Saudi. Gol tunggal Indonesia pada laga itu dicetak oleh Ragnar Oratmangoen.
Sementara itu, pada matchday kedua yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Ivar Jenner dan kawan-kawan kembali hanya mampu meraih hasil imbang 0-0 melawan Australia.
Namun, hasil imbang melawan Bahrain terasa lebih menyakitkan karena terjadi di menit-menit akhir pertandingan.
Kontroversi Kepemimpinan Wasit Ahmed Al Kaf
BACA JUGA:Jurgen Klopp Kembali ke Dunia Sepak Bola dengan Peran Baru di Red Bull
Pertandingan melawan Bahrain seharusnya menjadi kemenangan bagi Indonesia. Pada menit ke-90, Timnas Indonesia unggul 2-1 berkat gol yang dicetak pada babak kedua.
Namun, wasit Ahmed Al Kaf memberikan tambahan waktu enam menit yang kemudian menjadi kontroversi. Ketika pertandingan seharusnya berakhir pada menit ke-90+6, wasit asal Oman tersebut justru membiarkan laga berlanjut hingga menit ke-90+9.
Pada menit tambahan tersebut, Bahrain berhasil mencetak gol penyeimbang. Kontroversi semakin memanas karena wasit tidak menggunakan teknologi VAR untuk mengecek keabsahan gol tersebut, berbeda saat Indonesia mencetak gol.
Setelah Bahrain mencetak gol, pertandingan langsung dihentikan tanpa memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan serangan balasan.
BACA JUGA:Heboh, Pemuda di Lahat Ditemukan Tewas Tergantung di Pohon Jengkol
Tindakan wasit ini menuai kritik keras dari berbagai pihak. Netizen dan media internasional ramai-ramai mengangkat isu ini, menyoroti ketidakadilan dalam kepemimpinan wasit.