Mereka mengklaim bahwa Curto menyebut Hwang Hee-Chan dengan nama "Jackie Chan," mengacu pada aktor film Hong Kong terkenal, setelah mendengar beberapa pemain Wolverhampton memanggil Hwang dengan julukan "Channy."
Namun, pihak Como menyatakan bahwa mereka tidak menganggap pernyataan tersebut merendahkan, dan merasa kecewa dengan reaksi yang dinilai berlebihan dari pemain Wolverhampton.
Upaya FIFA Melawan Rasisme dalam Sepak Bola
Pada Kongres FIFA yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada bulan Mei, Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kembali komitmen FIFA untuk memberantas rasisme di dalam dunia sepak bola.
Infantino meluncurkan inisiatif global yang bertujuan untuk memerangi rasisme, dengan menjanjikan tindakan tegas dan hukuman yang lebih keras terhadap setiap insiden rasisme, baik di dalam maupun di luar lapangan sepak bola.
Infantino juga menekankan bahwa sepak bola memiliki peran penting dalam upaya global untuk memerangi rasisme.
Ia mengajak semua pihak, mulai dari pemain, klub, hingga penggemar sepak bola, untuk bersatu dalam melawan rasisme dan diskriminasi.
Sepak bola, menurut Infantino, seharusnya menjadi ruang inklusif di mana semua individu dihormati, terlepas dari latar belakang etnis atau ras mereka.
Kasus Marco Curto dan hukuman yang dijatuhkan FIFA menunjukkan bahwa dunia sepak bola tidak akan menoleransi rasisme dalam bentuk apa pun.
BACA JUGA:Kualifikasi Piala Dunia 2026: Prediksi Qatar vs Kirgistan, Kamis 10 Oktober 2024, Kick Off 23.00 WIB
Tindakan tegas dari FIFA, serta komitmen dari klub-klub seperti Wolverhampton, mencerminkan upaya bersama untuk memastikan bahwa olahraga ini tetap menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi semua pemain dan penggemar.
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI