Setelah berkenalan, pada Minggu, 1 September 2024, tersangka IS menjemput korban, lalu pergi menonton kegiatan Kuda Lumping atau kesenian Kuda Kepang di daerah Pipa Reja.
Belum selesai acara Kuda Lumping, tersangka IS dan 3 temannya mengajak korban ke Krematorium Sampurna Yayasan Buddha Kirti Palembang.
Lokasi ini menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) pertama korban dibunuh dan dirudapaksa oleh keempat tersangka.
Dari hasil pra rekonstruksi, di TKP pertama Krematorium Sampurna Yayasan Buddha Kirti Palembang, terungkap tersangka IS membekap hidung dan mulut korban.
BACA JUGA:Miris, Ketua Lembaga Rehabilitas Pecandu Narkoba Ketahuan Pakai Ganja
Kemudian tersangka MZ membantu memegangi tangan korban AA. Sedangkan tersangka NS dan AS, memegangi kaki AA.
Akibat perbuatan 4 tersangka itu, korban kehabisan nafas hingga meninggal dunia dalam kondisi keluar darah dan buih dari hidung.
Saat diinterogasi, keempat tersangka mengaku saat itu belum tahu kalau korban AA telah meninggal dunia.
Selanjutnya para tersangka bergiliran menyetubuhi mayat korban di Krematorium Sampurna Yayasan Buddha Kirti Palembang.
BACA JUGA:2 Pengedar Narkoba Musi Rawas Utara Dicegat Polisi di Jembatan, ini Hasilnya
Orang yang pertama melakukan persetubuhan yakni IS, lalu disusul MZ, NS, dan AS.
"Tersangka membuang celana dalam korban, yang kami temukan di sekitar TKP," terang Kapolrestabes.
Usai melakukan rudapaksa di TKP pertama Krematorium Sampurna Yayasan Buddha Kirti Palembang, jasad korban dibopong keempat tersangka ke TKP kedua di TPU Talang Kerikil dengan berjalan kaki 30 menit.
Di TKP kedua, keempat tersangka kembali menggilir korban AA yang sudah jadi mayat sama seperti di TKP pertama.
BACA JUGA:2 Lokasi Didatangi Polisi, Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Kuburan Palembang
Dikatakan Kapolrestabes, saat menyetubuhi korban, para tersangka menggunakan gaya konvensional, dan nonkonvensional.