MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.CO.ID – Pasca kejadian 2 posko Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Selangit Musi Rawas disatroni maling, tinggal 2 kelompok mahasiswa Universitas Bina Insan Lubuk Linggau yang bertahan.
Sisanya 10 kelompok ditarik dan dipindah ke lokasi lain oleh rektorat Universitas Bina Insan atas permintaan mahasiswa maupun keluarganya.
Penarikan kelompok mahasiswa KKN yang dipindah ke lokasi lain itu buntut dari aksi pencurian terjadi di posko Desa Muara Nilau dan Taba Tengah.
Diketahui untuk Kecamatan Selangit, terdapat 11 desa dan 1 kelurahan mendapat program KKN dari Universitas Bina Insan Lubuk Linggau.
BACA JUGA:Soal Pencurian di Posko Mahasiswa KKN di Selangit Musi Rawas, ini Kata Polisi
Camat Selangit Misbahuddin Lubis menceritakan, untuk kejadian pencurian di Posko KKN Desa Muara Nilau dirinya mendapat laporan dari perangkat desa.
Usai kejadian pencurian itu, korban langsung diarahkan melapor ke Polsek dan Polres Musi Rawas didampingi Kepala Desa Muara Nilau.
Pasca kejadian pencurian di Posko KKN Desa Muara Nilau, Camat Selangit berkomunikasi dengan pihak Kepala Desa Muara Nilau dan minta maaf.
“Saat itu kita minta kepada pihak kampus kalau Posko mahasiswa yang jadi korban pencurian mau pindah tidak apa-apa tapi yang lain tetap,” terang Misbah sapaan Misbahuddin Lubis, Sabtu, 27 Juli 2024.
Ironisnya kata Mibah, selang beberapa hari kejadian pencurian juga dialami mahasiswa di Posko KKN Desa Taba Tengah.
Pihak rektorat kemudian turun ke Kantor Camat Selangit membicarakan soal penarikan peserta KKN untuk dipindahkan ke lokasi lain.
“Pukul 14.00 WIB (Jumat, 26 Juli 2024) dari 12 kelompok KKN ada 7 yang kita hubungi masih mau bertahan. Tapi sorenya pukul 17.00 WIB tinggal 2 kelompok yang mau bertahan yakni di Desa Lubuk Ngin dan Karang Panggung,” jelas Misbah.
Misbah menjelaskan kronologis masuknya peserta KKN dari Universitas Bina Insan Lubuk Linggau di wilayah Kecamatan Selangit Musi Rawas.
BACA JUGA:Mengenal Fatmawati, Sosok Penjahit Bendera Pusaka Merah Putih yang Dikibarkan Paskibraka