Juga dengan para perantau dari Jawa, utamanya warga di sekitaran Airketuan.
Salah satu tokoh penggarap dari Djawa yang berpengaruh adalah Sdr. Kartomas (kini diabadikan nama jalan) dan beberapa penggarap lainnya.
Kala itu, secara demografis, penghuni Airketuan adalah para pendatang dari berbagai daerah (khususnya Jawa) yang menggarap lahan milik keluarga besar Pangeran Amin, Pangeran Mantap dan Pembarap Sulton.
Kartomas dan para kerabatnya adalah penggarap sawah milik Pembarap Sulton yang kini terletak di RT 03 Talangdarat.
BACA JUGA:Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (2)
Pembarap Sulton bin Long adalah paman dari Pangeran Amin Pesirah Marga Proatinlima kala itu.
Karena fokus utama pada investasi lahan tani, maka kondisi ke-18 rumahnya relatif terabaikan.
Masih bertiang kayu pelangas, berdinding pelupuh bambu dan atapnya dari ilalang yang dikepang-kebat dengan tali bambu atau rotan manau.
Prinsip utamanya adalah, perluas dulu lahan garapan, anak-anak disekolahkan dan biarkan rumah apa adanya.
BACA JUGA:Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (1)
Al-kisah, adalah seorang anak buah Bachtiar Amin yang berladang di belakang kompleks perumahan yang berjumlah 18 rumah.
Ia biasa dipanggil Hasan Betok, perantau dari Bungamas. Di sekeliling pondoknya dipenuhi gulma ilalang lebat yang mulai mengering.
Mungkin karena keteledoran Hasan Betok, saat membakar sampah di sekitar pondoknya, atau apa pun aktivitasnya, ternyata apinya melahap padang ilalang.
Sedemikian cepatnya angin panas menghembus api, sehingga tak mampu dikendalikan.
BACA JUGA:Peningkatan Kompetensi Petugas: Kunci Utama Rehabilitasi Narapidana
Merembet dengan cepat ke arah kompleks perumahan; dan habislah ke-18 rumah yang berderet panjang itu. Tak bersisa!