“Kalaupun memang Kades ingin menghidupkan BUMDes yang ada, kenapa bukan salah satu dari 12 itu yang diserahkan,” tanya Zainal Arifin.
Menurut Zainal Airin, selama 7 tahun menjadi Subkon PT Lobunta Kencana Raya, pihaknya belum pernah berbuat kesalahan.
Setiap tahun, kontrak kerja dirinya dengan PT Lobunta Kencana Raya selalu diperpanjang.
“Ada 25 warga Desa Belani yang bekerja ikut saya. Kalau jasa Laundry dan Catering diambil alih, artinya mereka harus kehilangan pekerjaan,” jelas Zainal Arifin.
Untuk itu Zainal Arifin mengatakan, dirinya akan tetap berusaha kontrak kerja PT Lobunta Kencana Raya dengan dirinya tetap diperpanjang.
Bahkan sampai titik darah penghabisan pun, dirinya akan terus berjuang agar jasa Catering dan Laundry di PT Lobunta Kencana Raya tidak diambil alih BUMDes.
“Saya dapat pekerjaan Catering dan Laundry di PT Lobunta Kencana Raya dari awak dulu ada sejarahnya. Jadi sampai titik darah penghabisan akan saya pertahankan,” ucap Zainal Arifin.
Sementara itu Koordinator Formak, Hartoni Ahmad Khan menambahkan, pihaknya dalam waktu dekat akan menyurati DPRD Muratara untuk membantu menyelesaikan permasalahan dialami Zainal Arifin.
BACA JUGA:Heboh, Ayah Eki Pacar Vina Cirebon Korban Pembunuhan Buka Suara Setelah 8 Tahun: Saya Mohon
Menurutnya, apa yang dilakukan Kades Belani merupakan bentuk kezaliman dan mematikan usaha masyarakat.
“Shandy ini sudah lebih dari 12 usaha yang dikuasai. Kalau memang betul-betul mau menghidupkan BUMDes, kenapa tidak salah satu dari 12 usaha itu yang diserahkan ke BUMDes,” tanya bang Toni sapaan Hartoni Ahmad Khan.
Menurut Bang Toni, ada semacam rekayasa untuk mengambil usaha catering dan Laundry yang dijalankan Zainal Arifin dengan dalih untuk kemajuan BUMdes.
Ia juga menuding ada campur tangan dari Pemerintah Kabupaten Muratara yang menekan pihak perusahaan akan melakukan pemutusan kontrak kerja dengan Zainal Arifin.
BACA JUGA:Pelajar di Sosokan Muratara Harus Meniti Kawat untuk Sekolah, ini Penampakannya
“Harusnya Kades membesarkan usaha masyarakat. Bukan malah mematikan usaha masyarakat. Mengambil alih usaha masyarakat, tapi 12 usahanya (diduga milik Shandy) tidak diserahkan ke BUMDes,” sindir Bang Toni.