Keenam desa itu adalah Desa Tanjung Agung, Bukit Ulu, Sukaraja, Muara Batang Empu dan Desa Rantau Telang dan Kelurahan Karang Jaya.
“Khusus Desa Lubuk Kumbung, saya belum mendapatkan informasi dari pemerintah desa, apakah banjir dan juga bagaimana kondisi desanya. Karena di sana tidak ada sinyal HP,” jelasnya.
Kemudian Camat juga menginformasikan bahwa ada tiga jembatan gantung yang putus, yakni di Desa Sukaraja, Muara Batang Empu dan Tanjung Agung.
“Juga sudah masuk laporan, sampai dengan pukul 09.30 WIB, sudah ada dua rumah yang hanyut di Desa Sukaraja,” ia menjelaskan.
BACA JUGA:Tragis, Petani di OKU Dibacok oleh ODGJ Saat Pulang dari Warung, Mengerikan Begini Nasibnya
Camat juga menjelaskan, posisi terakhir dirinya adalah di Desa Muara Batang Empu. Ia kemungkinan tidak bisa berpindah lokasi lagi untuk memantau, karena terjebak banjir.
Sementara itu, Safar warga Bukit Ulu saat di hubungi, Selasa (16/4) menuturkan. Awalnya warga nampak normal beraktivitas seperti hari biasa.
Bahkan warga sempat salat subuh berjamaah di masjid tepian aliran sungai rupit.
"Lama-lama kami lihat air terus naik sudah mencapai jembatan dan langsung putus terseret air. Kami sekarang mengungsi ke bukit," ungkap Safar dikutip dari sumateraekspres.id.
BACA JUGA:Tenggelam 4 Hari di Sungai, Pria di Palembang Ditemukan Tewas Diduga Mabuk Miras, Begini Kejadiannya
Dia mengaku, banjir kali ini terjadi di wilayah uluan, bukan hanya di wilayah Muratara tapi juga di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Banjir potensi akan merembet sejumlah wilayah kecamatan Seperti Kecamatan Rupit, Karang Dapo dan Rawas Ilir.
"Banjir ketinggian paling dalam sampai 7 meter, untuk daerah yang cukup tinggi 2,5 meter. Sekarang pukul 12.00 WIB, air sudah mulai nyerap dan mengalir ke wilayah hilir sungai," katanya.
Safar mengungkapkan, dari pendataan warga sementara. Warga memastikan jembatan di Desa Bukit Ulu putus dan 17 rumah yang hanyut terseret banjir.
BACA JUGA:Terkait Ibu dan Anak di Palembang yang Tewas, Polisi Sebut Bukan Perampokan, Begini Kelanjutannya
"itu untuk data sementara kami blum bisa pastikan karena air dalam dan kami masih mengungsi di atas bukit," timpalnya. (*)