Sehingga angkutan desa (Angdes) yang dari Rawas Ilir mau ke Kecamatan Rupit terus ke Kota Lubuklinggau harus memutar melalui kecamatan Nibung.
Camat Rawas Ilir, Husin H Yahya, mengakui hingga saat ini kondisi jalan dari wilayah Kecamatan Karang Dapo menuju ke Kecamatan Rawas Ilir masih terendam.
Karena terendam jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat.
"Kalau angdes dari kecamatan Rawas Ilir menuju ke Kecamatan Rupit terus ke Kota Lubuklinggau harus melalui jalur Kecamatan Nibung," ia menjelaskan.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Korban Hanyut di Sungai Keruh Musi Rawas Ditemukan, Semalaman di Atas Pohon
Bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) terparah selama 20 tahun terakhir. Setidaknya 20 Kepala Keluarga (KK) dikabarkan terisolir.
Seperti diketahui sebelumnya, banjir di Muratara disebabkan luapan Sungai Rawas dan Sungai Rupit yang terjadi sejak Rabu 10 Januari 2024.
"Ini banjir terparah sejak 20 tahun. Dulu saat sekitar 2004 pernah terjadi banjir separah saat ini. Tapi kali ini mungkin lebih para lagi, sebab air sepertinya masih terus naik," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Muratara H Zaenal Arifin, kepada wartawan, Kamis, 11 Januari 2024.
Data diterima BPBD Muratara, Kamis, 11 Januari 2023 pukul 08.00 WIB, setidaknya ada tujuh jembatan gantung putus.
BACA JUGA:Banjir di Musi Rawas Meluas, Sudah 5 Kecamatan Terendam, Debit Air Terus Meningkat
Kemudian 20 ribu KK terisolir, 6 wilayah kecamatan terendam, dan puluhan sekolah ditutup akibat kebanjiran.
Menurut Zainal, wilayah Uluan yang jarang sekali kebanjiran, kali ini ikut terendam.
Mulai dari wilayah Rawas Ulu, Kuto tanjung, Napalicin, Muara Kuis, muara kulam hingga wilayah Rawas Ulu, Remban, Lubuk Kemang. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di WhatsApp. Caranya klik DI SINI, kemudian klik tombol ikuti di sudut kanan atas di aplikasi WhatsApp. Atau gabung di WhatsApp Grup melalui LINK INI.