Hanya saja, perbedaannya tidak cukup besar untuk menjelaskan hal yang disebutkan itu. Secara umum, seseorang akan mendapatkan dosis kafein yang solid entah itu minum kopi panas atau dingin.
Dr Basit menuturkan bahwa kafein memiliki efek positif dan negatif pada tubuh. Kafein meningkatkan kewaspadaan otak dan tingkat energi umum. Selain itu juga akan meningkatkan asam di perut yang menyebabkan sakit perut pada beberapa orang.
Ahli Jantung juga menyebutkan kafein dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil, tekanan darah, dan detak jantung.
Bahkan, bersamaan juga dengan penurunan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium, dapat menyebabkan kepadatan tulang yang lebih rendah.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Diet dengan Buah Alpukat yang Ampuh Turunkan Berat Badan, Baca Artikel Berikut Ini
Bisa disimpulkan, secangkir kopi panas rata-rata menawarkan sedikit lebih banyak antioksidan dan perkiraan jumlah kafein yang sama dengan kopi dingin.
Secara keseluruhan, penelitian belum mengungkapkan perbedaan besar dalam bagaimana tubuh bereaksi terhadap dua bentuk olahan kopi itu.
Akan tetapi, ada satu karakteristik secangkir kopi panas yang membedakannya dari kopi dingin. Namun, tidak ada hubungannya dengan konsumsi, yakni aroma kopi panas.
Menurut sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, ada hubungan antara aroma kopi dengan antioksidan potensial atau aktivitas relaksasi stres.
Dr Basit menekankan, tidak ada penelitian pasti tentang topik tersebut. Banyak hasil yang mungkin terkait dengan efek plasebo.
Lalu bagaimana dengan soal penyajian kopi panas dan dingin?
Sebelumnya, konsumsi kopi dalam jumlah sedang dilaporkan dapat membantu melindungi fungsi kantong empedu.
Penelitian menunjukkan bahwa zat dalam kopi mungkin memiliki berbagai manfaat untuk fungsi kandung empedu.
BACA JUGA:12 Manfaat Daun Alpukat untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui, Yuk Disimak Apa Saja
Termasuk menyeimbangkan bahan kimia tertentu dan merangsang kerja kantong empedu, dan mungkin juga aktivitas usus.