4. Bersikap empati/memahami perasaan dan pikiran pasien.
5. Berdiskusi dengan pasien untuk memberikan solusi yang tepat dan logis.
6. Memberikan apresiasi atas usaha pasien dalam penyembuhannya (pujian, pelukan, hadiah).
7. Tidak melabel atau menilai pasien dengan kata-kata yang kurang positif.
BACA JUGA:Kronologis ODGJ di Musi Rawas Bunuh Ayah dan Ibu, Hari ini Sedang Kambuh
8. Menunjukkan ekspresi emosi yang positif (mengucapkan kata-kata positif, penghargaan, kebanggaan, dan penerimaan pada kondisi pasien).
9. Memberikan nasehat apabila diperlukan dengan bahasa yang netral/tidak memihak.
10. Membiarkan pasien meluapkan kesedihan dengan cara yang tepat, misalnya menangis atau bercerita, kemudian menanggapinya dengan tepat.
11. Mengajak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya atau berkunjung ke keluarga besarnya.
BACA JUGA:Videonya Viral, Usai Bunuh Ayah dan Ibu, ODGJ di Musi Rawas Ngopi
12. Memberikan bantuan dalam beberapa aktivitas pasien, misalnya mengingatkan jadwal minum obat, memberitahu cara-cara melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, minat, serta bakat pasien.
13. Memberikan aktivitas/kegiatan yang positif dan mampu dilakukan pasien, misalnya membuat kerajinan tangan, berolahraga, membantu pekerjaan rumah, dan sebagainya.
Pasien yang mengalami ODGJ membutuhkan peran dari berbagai pihak untuk proses penyembuhannya, diantaranya, Psikiater yang dapat memberikan psikofarmakologi.
Psikolog klinis yang dapat memberikan psikoedukasi dan psikoterapi.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: ODGJ di Musi Rawas Bunuh Ayah dan Ibu Kandung
Kader kesehatan yang dapat memantau kondisi pasien dan membantu keluarga pasien untuk merujuk ke fasilitas kesehatan.