- Menyebarkan berita hoaks atau kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media social.
- Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka.
- Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial, atau memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan.
- Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas, atau grup pertemanan
BACA JUGA:Ini 7 Cara Menciptakan Desain Kamar Mandi Kantor yang Nyaman dan Fungsional, Cek di Sini
- Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam menggunakan nama mereka
- Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan seseorang
- Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak pendapat yang melecehkan
- Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online
BACA JUGA:5 Langkah Tepat Menghadapi Orang yang Mencoba Bunuh Diri
- Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi kebencian tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian terhadap seseorang
- Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam percakapan seksual.
Bullying secara langsung atau tatap muka dan cyberbullying seringkali dapat terjadi secara bersamaan.
Namun cyberbullying meninggalkan jejak digital – sebuah rekaman atau catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini.
BACA JUGA:7 Adab Terhadap Teman Menurut Islam, Sudahkah Anda Terapkan
Ada berbagai hal yang bisa membuat seseorang melakukan tindakan cyberbullying.