Hari Guru: Untuk Tuan Guru Asih dkk!

Minggu 26-11-2023,14:47 WIB
Reporter : Endang Kusmadi
Editor : Endang Kusmadi

Di jaman itu, di samping ada Sekolah Guru (Kweekschool) yang hanya untuk orang Eropa dan anak pejabat pribumi,  juga ada “Normaal Cursus”  dan Vervolgs School (sekolah sambungan) untuk memenuhi kebutuhan guru desa yang dikhususkan bagi anak-anak Bumi Putera. 

BACA JUGA:10 Tahun Mengajar Tidak Digaji, Kisah Pilu Guru di NTT, Hingga Kini Tinggal di Perpus Sekolah

Guru Asih mulai berkarier  pada tahun 1929 di Sekolah Rakyat (SR) Muarakelingi. 

Dengan gajinya yang sangat kecil, Guru Asih muda tetap bersemangat mengajar baca tulis hitung bagi anak-anak di Muarakelingi hingga tahun 1947. 

Pada tahun 1948, Guru Asih dipromosikan menjadi Kepala Sekolah Rakyat   di Muarabeliti hingga tahun 1950. Lokasi Sekolah Rakyat itu, kini menjadi Kompleks Gedung SMP Negeri Muarabeliti. 

Karena prestasinya yang dianggap cukup gemilang, maka pada tahun 1951 oleh Pejabat Controleur  direkomendasikan  untuk dipromosikan. 

BACA JUGA:Cabuli 17 Murid, Guru Ngaji di Semarang Ngaku Hobi Nonton Film Porno

Yakni sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Onderneming Tabapingin yang langsung berada di bawah  manajemen NHM-PO. 

Singkatan dari Nederlandsche Handel Maatschaappij - Palm Onderneming. 

Sebuah perusahan dagang yang didirikan oleh Ratu Wilhelmina binti Williem III, yang berangan-angan ingin menghidupkan kembali VOC yang dinyatakan bangkrut pada 31 Desember 1799 karena skandal korupsi dan upeti kepada pejabat negeri. 

Setelah mengabdi selama sembilan tahunan di Onderneming, pada tahun 1958 dipromosikan menjadi Kepala SDN No. 2 Dusun Tabapingin. 

BACA JUGA:7 Fakta Predator Seks, Guru Ngaji Cabuli 17 Muridnya di Semarang

Yakni SD Negeri yang kini bersebelahan dengan eks Gedung DPRD Kota Lubuklinggau. 

Dan pada tahun 1965 dimutasikan lagi menjadi Kepala SDN No. 6 Talangjawa Lubuklinggau. 

Beliau mengakhiri masa baktinya sebagai kepala sekolah pada 1 November 1966, dan digantikan oleh putra sulungnya Syamsul Bahri. 

Selama lebih kurang 37 tahun pengabdiannya ,  tentulah ada ratusan anak didiknya yang nasibnya jauh lebih baik, merantau-lancong ke berbagai negeri dan meraih aneka penghidupan tinggi yang diberkahi. 

Kategori :